Profile

Bandung Sunggoro#124 Legend Motocross Indonesia – Maha Guru Motocross Penuh Sisi Histori dan Heroik Yang Membanggakan

By: VMX Media | 08/09/2022 | 2471
Bandung Sunggoro#124 Legend Motocross Indonesia – Maha Guru Motocross Penuh Sisi Histori dan Heroik  Yang Membanggakan

NEWS.VMX.ID – Seorang legend, sudah pasti memiliki cerita Panjang, dalam, unik dan bersejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan bentangan luas hutan trophis tersebar dari Sabang hingga Merauke. Indonesia sangat mumpuni wilayahnya di giatkan olehraga dirtbike mulai dari hobi seperti adventure, enduro hingga olahraga prestasi seperti Motocross dan Grasstrack.

Bandung Sunggoro bagi penggemar dirtbike Indonesia, adalah sosok pembalap dengan histori menarik. Banyak sisi unik dibalik semangat eksistensi dan kecintaan mendalam kepada olahraga prestasi Motocross. 

Kiprahnya di kancah motocross Indonesia adalah sebuah jaminan, kejuaraan yang diikutinya menjadi menarik. Bagi seluruh pembalap era 1970 an, jika Bandung Sunggoro dalam kondisi performa terbaik akan menjadi masalah. Ya,kroser humoris ini dengan kepiawaian mengendalikan motor besutannya menjadi momok bagi pebalap lain.

Bandung Sunggoro lahir di Bandung 19 Februari 1958 adalah anak ke empat dari enam bersaudara. Olahraga kali pertama adalah berkuda, sebelum fokus ke Motocross. Eksistensinya di dunia balap kuda digeluti sosok pria ngabodor atau hobi bercanda dan jahil ini dimulai sejak muda belia di Sekolah dasar ( SD ). Sejak bersekolah di lanjutan pertama ( SLTP ) talenta olahraga berkudanya sangat berpotensi meraih prestasi.

Lahir dari keluarga Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dengan sosok sang Apih ( Panggilan akrab untuk sang ayah ) Kolonel CPM Bambang Soekoco dan Oma Acha ( panggilan untuk ibunya ) Sri Haningsih yang aktif di bidang lawyer.

Dukungan penuh karirnya direstui sang Apih dan Oma juga saudara sekandungnya. Ayahnya adalah perwira  komandan kesatuan di Corp Polisi Militer di tahun 1960 an. Sang ayah kolonel CPM Bambang Soekoco adalah salah satu perwira TNI  kepala kesatuan CPM yang masuk daftar incaran dari G 30 S PKI. Sang ayah yang akrab di sapa Apih selamat dari incaran pasukan Gerakan komunisme.

Bandung Sunggoro sejak kecil memang piawai mengendalikan kuda pacuan. Bahkan sang kakak Etty Anggarwati yang masih aktif sebagai Dosen di UniNus bercerita kalau sang adik sampai mahir menyuruh kuda untuk menjahili seseorang yang dia perintahkan.” Bandung itu pintar sekali baik dari akademis maupun olahraganya, sampai sampai dia sempat menjahili saya melalui kudanya yang menyepak pangkal paha saya hingga terluka. Dan yang membuat saya antara kesal dan bangga, kekuatan fisiknya ketika cidera bagian tulang dada di sekitar tulang selankanya sudah patah, masih kuat berjalan dari sirkuit ke rumah saya. Saya gerak cepat memanggil dokter bedah untuk kerumah, fisiknya memang luar biasa,sangatkuat dan tegar meski cidera. Sampai sekarang meski kedua kakinya tidak normal lagi akibat kecelakaan di Jawa timur, masih aktif melatih kroser kroser muda usia,” Ujar Etty.

Eksistensi prestasi berkuda, Bandung Sunggoro dilibatkan sebagai atlit berkuda kontingen PON Jawa barat. Saat itu masih mengenyam Pendidikan di kelas 6 Sekolah Dasar sudah berkompetisi di kelas Spring atau loncat indah berkuda. Teman berlatih kuda Bandung Sunggoro selain kakkanya adalah aktor film laga Barry Prima yang biasa dia sapa Bertus.

Kuda pertamanya dipanggil dengan nama Beka, saat itu dalam pengawasan sang leader Jenderal Subiantoro yang menempanya di Pacuan Kuda Mampang Jakarta Selatan. Juga peran Jaga Kawilarang dan Jenderal Satari yang berjasa membentuk skill,mental dan fisik Bandung Sunggoro dalam mendukung prestasi olahraga Berkuda. Karir olahraga berkudanya hingga PON ke 7 berikut prestasi membanggakan warga Jawa Barat.

Dibalik kegiatan berlatih kuda pacuan, Bandung Sunggoro kecil menyempatkan selalu berlatih motocross. Berbekal kepiawaiannya mengendalikan kuda pacuan, tidak terlalu sulit baginya menaklukan power mesin motor motocross. Keterkaitannya antara karir berkuda pacuan di kelas Spring spesialisasinya begitu kuat ke Motocross, yang juga terbang mengendalikan kuda besi.

Karir Bandung Sunggoro memang fantastis, berbekal prestasi dan talenta tinggi olahraga berkuda, Pria humoris dan jahil ini turut mendalami skill ber motocross ria. Baginya yang telah sukses mengendalikan kuda kompetisi yang lebih sulit dibanding menaklukan kuda besi. Karir sebagai pebalap profesionalnya dimulai ketika dipinang bergabung dengan tim pabrikan Yamaha.

Motor besutannya Yamaha DT 100, di tahun 1970an para pesaingnya seperti Rinto Waluyo, Popo Hartopo, Iwan Bigmanto dan Deli Efendi,Tony Sinyo Solo dan Winot  tidak dapat membendungnya menjadi juara  Nasional di Solo tahun 1975. Berbagai torehan podium digapai mengibarkan bendera tim Yamaha. Di luar pulau contohnya seperti Sulawesi , setiap event Motocross, bandung Sunggoro mendapatkan sambutan luar biasa meriah dan istimewa. Beberapa daerah menggelar red carpet dalam penyambutan sang legend ini. Artinya aksinya sangat ditunggu, Bahasa eventnya gak ada bandung Sunggoro nggak rame

Berbagai torehan prestasinya di Yamaha, membuat pabrikan Suzuki Indonesia mengajaknya bergabung ke Suzuki. Kedekatannya dengan Soebronto Laras BOD Suzuki Indonesia  dan suasana kebersamaan yang kuat, membuatnya betah bertahan sersama tim Suzuki. Motor besutannya DT 125 di tahun 1977 kembali menjadi juara Nasional Kedekatannya dengan Soebronto laras yang memintanya untuk tinggal dirumah petinggi Suzuki Indonesia yang juga berbasis pebalap. Bandung Sunggoro ditemani Fungky W.S tinggal bertahun -tahun di rumah yang berlokasi di bilangan Tebet Jakarta Selatan.

Ditahun 1978, Pak SL sapaan akrab Soebronto Laras membentuk tim indo hero yang di binanya bersinergi dengan Factory Team Suzuki Indonesia. Squad pebalapnya seperti:  Popo Hartopo, Bandung Sunggoro dan Rinto Waluyo dengan besutan RM 125B keluaran 1978.

Karir balapnya kemudian berlanjut ke ajang Internasional, saat itu Suzuki Indonesia mengirimnya untuk  berlatih memperdalam ilmu motocross. Bandung Sunggoro Bersama Sulistyo Wibowo selama bertahun – tahun tinggal di Jepang untuk mengemban ilmu Bersama Akira Watanabe. Setahun di gembleng mulai dari bongkar pasang mesin dan bodi motor hingga bebagai ilmu teknik Motocross oleh juara dunia lima kali motocross 125 cc.

Latihan di Hamamatsu Circuit, Jepang yang paling berkesan dan memang terbukti sebagai bekal menjadikan pebalap juara adalah latihan berbelok. Dalam sehari selama delapan jam, Bandung Sunggoro harus mengulang berbagi macam tikungan. Awalnya Bandung Sunggoro hingga muntah – muntah  bermanuver di tikungan yang diulang – ulang.

Keuletan dan kekuatan mental juaranya, membuat semakin besar kekuatan Bandung Sunggoro untuk menjadi yang terbaik setiap balapan. Akira Watanabe membaca  bakat Bandung Sunggoro sangat cocok untuk menjadi pelatih motocross. Kemudian Akira Watanabe memberitahukan kepada petinggi Suzuki Jepang untuk membawa Bandung Sunggoro mendalami pelatihan sebagai instruktur balap. Ijazah dari Suzuki Jepang itulah yang dimaksud oleh sang ibu, Sri Haningsih kalau Bandung mendapat Ijasah Sarjana Motocross. Bandung  paling beda dibanding anak anaknya yang lain yang cenderung lebih memilih mendapatkan sarjana formal.” Bandung adalah anak baik,cerdas dan penurut, dia cepat beradaptasi dan menguasai hal yang baru ditemui, jika cocok dengan hatinya bandung tidak akan setengah setengah menjalaninya,makanya jangan heran setelah Omah dan Apihnya merestui berkiprah di balap Motocross, hingga sampai saat ini semangat dan kecintaannya kepada Motocross tidak bisa terbendung oleh siapapun,meskipun Bandung cidera parah dan dia tidak akan menunjukan rasa sakitnya tetap tegar berdiri dan bersemangat tinggi, saya bangga dengan Bandung Sunggoro,dia memilih meninggalkan study akademisnya demi kecintaan loyalitasnya untuk Motocross Indonesia, makanya saya bilang ke smeua orang kalau Bandung Sunggoro itu Sarjana Motocross di dunia,” Bilang Omah Ocha Ibunda Bandung Sunggoro#124.

Sambil berlatih Bersama Akira Watanabe, Bandung Sunggoro membagi waktunya untuk sekolah pelatihan balap Suzuki. Alhasil, dirinya lulus ujian dan mendapatkan Ijazah dan sertifikat bukti kelulusannnya menjadi instruktur dan pelatih balap.

Kembali ke tanah air dan memulai kembali berprestasi di ajang motocross era 1980 an. Bandung sunggoro sempat mengenyam Pendidikan SMA 1 Bandung dan akibat sering jalan balapan dan kemudian pindah ke SMAK BPK Bandung menurut Oma Ocha adalah sarjana MX. Kuliah universitas IMB ( instutut managemen bandung )  jurusan akuntansi. Hanya 1 tahun 2 semester di IMB, lebih memilih mx dan meninggali kampus. Darah MX nya kuat mengalahkan segalanya.

Kehebatan prestasinya bikin kepincut produsen film Roda Roda Gila untuk memanfaat kepiawaiannya menjadi stunt man Roy Martin. Film Roda Roda Gila sutradara Dasri Yacob yang nge hits di tahun1978.  Film bercerita kisah seorang Troy superstar di dunia balap motor dengan karakternya egois. Pebalap Superstar yang diperankan oleh Roy Marten bukan hanya jago berprestasi di ajang balapan tetapi handal dalam urusan bercinta.

Aksi Bandung Sunggoro sebagai peran pengganti Roy Martin diantaranya aksi stunt man bukan hanya di lintasan balap. Juga dengan ugal -ugalan membawa masuk motornya ke gereja. Bandung Sunggoro melakukan aksi naik turun tangga Film  Roda – Roda Gila memang mewakili sebagian gaya hidup dunia balap dan pebalapnya. Sisi menarik di film ini justru pada adegan yang berhubungan dengan motor dan ajang balap.

Mungkin karena prestasi dan talenta tingginya Bandung Sunggoro menjadi idola para wanita, terutama yang hobi menikmati aksinya di sirkuit. Total, Bandung Sunggoro telah menikah tujuh kali dan semua mantanya telah terpenuhi haknya. Kini Bersama istrinya yang terakhir, Bandung Sunggoro tetap mandarah daging untuk motocross. Mungkin gejolak riwayat bahtera rumah tangganya bisa jadi kena roh film Roda Roda Gila, mungkin..mungkin..Tapi secara fisik dan prestasi, Bandung Sunggoro sangat mendukung.

Saat kembali ke Indonesia, Bandung Sunggoro sukses membentuk Jhoni Pranata, Satya Sunarso dan Agy Agassy mengemas prestasi Juara Nasional. Dan hingga kinitetap konsisten dan bersemangat membina pebalap muda usia mental, skill untuk bekal menjadi sang juara. Sekolah balapnya yang di labeli BRP MX School juga sempat menjadi brand Apparel. Apparel BRP dengan komposiis nuansa Motocross dan bentuk gambarnya di eksekusi dengan berbagai macam jenis sablon.

Oma sangat bangga dengan kegiatan olahraga prestasi anaknya, Bandung Sunggoro juga adalah atlit PON  berkuda Jawa Barat mulai dari PON 1 hingga PON 7. Oma meski berusia 88 tahun masih aktif bergerak berbagai aktifitas untuk menjaga kebugarannya. Di eranya dulu sebagai staff lawyer yang pernah menangani kasus Frans Seda. Oma akrab dengan alm. Ibu Ani Yudhoyono ketika pak Susilo Bambang Yudhono menjabat Pangdam di Pontianak. hingga ketika menangani kasus penebangan pohon liar di pontianak

”Oma ikut sambil motret dan jadi sponsor. Berkuda bareng jend satari dan kakaknya yang dosen dan insinyur. Bareng tommy Suharto berkuda. Bandung Sunggoro kerab di undang menjadi pengisi acara atraksi berkuda kesatuan TNI dan hari ABRI. Bandung Sunggoro anak keempat dari 6 bersaudara. Dari keenam nya terdiri dari 3 perempuan dan 3 laki laki. Kesan dari bandung selain bodor hobi melawak juga sangat pinter di karir sekolah. Bandung Sunggoro sangat kuat niat dan eksistensi berolahraganya. Bandung ikut berkuda tampil di PON kelas 6 SD. Jenderal subiantoro. Sirkuit Mampang berkuda 1967. Jaga Kawilarang dan jenderal satari. Dasar kuat berkuda sangat kuat hingga menjalani karir motocross.

Saat di hamammatsu Jepang, dia sering telepon ke Oma tentang rasa ketakutannya tempat berlatih sirkuitnya dekat pantai di Hamamatsu dan SungaiTenryu. Padahal dia dimanapun selalu ngebodor dan orangnya humoris, jahil tapi perhatian ke semua yang dia kenal. Sekolahnya pintar sekali, tapi karena lebih cinta mati ke motocross jadi dia ikhlas mengorbankan sekolah formalnya,” Ujar Oma Acha.

Kesan soal Bandung juga datang dari kakak sulungnya, Etty Anggarwati  sang kakak yang sama sama sebagai atlit berkuda. Banyak cerita menjadi momen indah dan menjadi sejarah. “ Bandung Jahilnya minta ampun, dia pegang kuat-kuat motor Etty ketika mau Latihan motor dia tahan dan Tarik motor saya . Saya berkuda dari kelas 5 SD masuk ke internasional sari club milik mantan Presiden Indonesia Suharto. Saya pernah bareng Bandung juara kelas Spring di PON. Saya dan Bandung pernah di percayakan kuda Sajarahap kuda Arab milik  pak Suharto yang akrab saya panggil om Harto. Kuda Bandung Bunggoro juga jahil pernah menyepak pangkal paha saya. Berdua sama – sama melatih kuda blasteran. Selain kompak, keduanya menjadi bersaing ketat saat berkompetisi.,” Bilang Etty Anggarwati yang masih aktif mengajar di beberapa universitas di Bandung.

Bandung Sunggoro di tahun1988, mengalami kecelakaan lalulintas. Cideranya yang sampai kini masih di rasakan, kakinya yang menempel di dashboard terpotong kaca mobil yang pecah akibat insiden laka lantas. Berbagai upaya telah dilakukakan tim dokter bedah untuk mengembalikan kakinya agar normal kembali. Upaya mengambil daging dari perut untuk operasi kakinya dinyatakan gagal, karena ditemukan pembusukan akut pada kaki Bandung Sunggoro. Kondisi kaki sang legend mMotocross Indonesia ini , bagian kanan tipis tanpa telapak dan bagian kiri pendek terpotong pecahan kaca mobil.

Meski kondisi kakinya kurang sempurna, Legend yang kini banyak Bersama ketiga putrinya dan sang Oma, masih terus berbalap ria di kelas legend ataupun eksekutif A. Dan hingga sekarang darah motocross tetap mendidih untuk menempa kroser muda usia di BRP MX School.

Sang Apih, Kolonel Bambang Soekoco meninggalkan Bandung Sunggoro dan saudara kandungnya di tahun 1990. Sedangkan sang ibu, Oma Acha Soekoco masih segar bugar di usia 88 tahun masih giat beraktifitas. Ketika ditanya, Yang membuatnya semakin bersemangat melatih pebalap muda usia adalah semangat sang Oma diusianya kini tetap aktif,” sejak kecil hingga sekarang saya sangat dekat dengan Oma, melihat semangat Oma yang masih aktif..otomatis semangat saya kian membara untuk tetap eksi di motocross apapun kondisi tubuh saya.

“Saya ingin fokus membina koser muda usia dan berharap ada pihak yang fokus membuat event murni untuk pebalap – pebalap muda usia dan bisa diagendakan tiap tahunnya,” Ujar sang legend. Pesan sang legenda Motocross Indonesia ini, agar ada pihak yang siap lahir bathin menyelenggarakan event murni untuk pebalap muda usia dan Junior. Untuk saat ini, belum ada yang spesifik murni kejuaraan untuk Junior, idealnya pihak IMI bersama promotor dan pihak sponsor menggandeng sosok penting yang saya yakini memaksimalkan program soal standarisasi balapn yang benar – benar terarah,sosok itu bukan pengurus IMI tapi kecintaan dan dedikasinya untuk kualitas event pembinaan begitu luar biasa, Bilang sang legenda yang skrab di sapa Apih.

Dedikasi tanpa batas sang legenda Motocross melebihi kecintaannya ke olahraga ekstrim off road roda dua. Sampai detik ini sang legenda selalu hadir di gelaran kompetisi Motocross di segala level mendampingi anak didiknya berlomba.