BANDUNG, VMXMedia.ID – Ada mitos yang berkembang di tengah masyarakat, bahwa bila motor yang dikendarai menabrak atau melindas kucing, kesialan akan menimpa kita. Jika sampai menabrak sampai mati tanpa kita menguburnya, kecelakaan pun akan ada di depan mata. Hingga kita dewasa sekalipun, mitos ini masih tertanam di benak.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, meminta para pemotor untuk mengabaikan soal mitos ini. “Berkendara memang sulit menghindari bahaya dari binatang yang menyeberang. Susah (menghindari) kalau kucing, karena nyebrangnya lebih cepat, berbeda dengan anjing yang masih bisa diantisipasi,” sebut Sony seperti dikutip MotorPlus-Online.com.
Menurutnya, pengemudi harus senantiasa fokus dan cermat. Jika dengan menghindari kucing di jalan justru membuat celaka, usaha menghindar justru jadi tidak relevan. “Tapi jika pengemudi terlanjur menabrak binatang apapun (tidak hanya kucing), segera berhenti dan kuburkan,” katanya.
Tepat pada Hari Natal kemarin, akun Instagram @dashcamindonesia mengunggah momen ketika pemotor menabrak seekor kucing. Usai terjatuh, pemotor yang menabrak langsung diselamatkan warga setempat, sementara kucing yang tadi tertabrak tidak lama kemudian berhasil selamat dan kabur begitu saja.
Menanggapi hal itu, Sony yang diwawancarai Kompas.com mengatakan, pada dasarnya, pengendara harus menjaga jarak dan kecepatan untuk mewaspadai kondisi di sekitar. “Jadi yang paling ideal jaga kecepatan dan jarak. Karena banyak kejadian kecelakaan akibat menghindari binatang tersebut,” ujarnya.
“Dengan jaga kecepatan dan jarak maka seorang pengemudi punya ruang berpikir untuk mengantisipasi dan ruang menghindari bahaya,” tegasnya.
Pada dasarnya menghindari binatang di jalan susah-susah gampang. Secara teori ada tiga prinsip yang bisa diterapkan untuk menghindari kecelakaan pada hewan yang berkeliaran di jalan. “Pertama, menghindar. Risikonya bisa membuat kendaraan hilang keseimbangan, selip kalau kecepatannya di atas 80 Kpj dan juga mengganggu bikin kaget kendaraan lain yang ada di dekatnya,” ucap Sony.
“Kedua, mengerem dan menghindar, mengerem berpotensi tabrakan belakang kalau kecepatannya tinggi, sekalipun sambil menghindar tetap berisiko kecelakaan tinggi,” ujarnya.
Prinsip terakhir, mengerem dan tabrak. “Mengerem gradual supaya saat melibas binatang tersebut keseimbangan kendaraan tidak hilang,” kata Sony. (day)