Menapaki Masa Emas Dunia Motocross di Indonesia

By: Delisti Putri Utami | 20/12/2023
Menapaki Masa Emas Dunia Motocross di Indonesia

VMXMedia.ID – PERKEMBANGAN motocross di Indonesia, yang lahir pada paruh 1970-an, menjadi babak baru dalam sejarah balap motor tanah air. Gelombang popularitas motocross dari Amerika Serikat dan Inggris memberikan dampak besar, membentuk jejak langkah olahraga adrenalin ini di Indonesia.

Pada era itu, nama-nama seperti Popo Hartopo, Bandung Sunggoro, Bambang Prabowo, Candra Tandio, dan Dudi Mahdi menjadi pilar-pilar utama dalam industri motocross. Popo Hartopo, dengan sejumlah kemenangan di tingkat nasional bahkan internasional, menjadi ikon yang sulit tergantikan.

Popo Hartopo tengah beraksi dalam lomba Motocross IMI Bali 1977 di Denpasar, Bali (10/12/1977). Pembalap kawakan ini pun tampil sebagai juara pertama.

Dilaporkan Kompas Pedia, Menginjak dekade 1980-an, muncul sosok-sosok legendaris seperti Iwan Bigwanto, Sulistyo Wibowo, Susilo Harahap, Tonk Enk, dan Erwin Mancha. Sebagian di antara mereka telah memulai debut sejak era 1970-an, menandakan ketangguhan dan keberlanjutan dalam dunia motocross Indonesia.

Industri motocross mencapai puncaknya pada 1990-an dengan kemunculan legenda seperti Johnny Pranata, Frans Tanujaya, Pieter Tanujaya, Ronny Karno, Irwan Ardiansyah, dan lainnya. Johnny Pranata, sebagai pembalap terfavorit, tak hanya memenangkan hati penonton dengan penampilan atraktifnya di lintasan, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi pesaingnya.

Kejurnas Motocross Lucky Strike 1991 di Bandung. Johnny Pranata mendapatkan holseshot di moto kedua (Foto: Ihsan Djon Laksana via Indonesian Motocross Histori/FB)

Sejak tahun 1970 hingga awal 2000-an, berbagai acara lomba motocross rutin diadakan di seluruh tanah air, termasuk tingkat lokal, nasional, dan internasional. Dukungan dari pemerintah daerah dan pengurus olahraga otomotif, bersamaan dengan liputan media massa, turut memberikan perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan motocross di Indonesia.

Tidak dapat dimungkiri, tiga dekade ini telah melahirkan sejumlah pembalap tangguh di Indonesia. Nama-nama seperti Popo Hartopo, Bambang Prabowo, Candra Tandio, dan Dudi Mahdi telah menjadi legenda pada tahun 1970-an. Popo Hartopo, khususnya, menjadi figur yang sulit ditandingi di setiap ajang lomba nasional bahkan internasional.

Melangkah ke masa kini, industri motocross di Indonesia mengalami perkembangan pesat dengan munculnya para pembalap seperti M. Athar Al Ghifari, Djanoko Mahija Aribowo, Diva Ismayana, Delvintor Alfarizi, dan lain-lain. Kecepatan dan kelincahan yang mereka perlihatkan di sirkuit memberikan harapan akan adanya regenerasi dalam industri motocross, membawa olahraga ini ke tingkat yang lebih tinggi dan membanggakan.

Pada era baru ini, tidak sedikit pembalap Indonesia yang sudah memasuki panggung internasional, seperti yang dilakukan Delvintor Alfarizi, Akbar Aureliansyah Lubis. Angga Athareliansyah Lubis, Sheva Ardiansyah, Diva Ismayana, Ananda Rigi Aditya, Nakami Vidi Makarim dan masih banyak lagi. 

Tidak sedikit dari mereka menguasai podium, seperti Ananda Rigi Aditya yang juara FIM Asia pada 2015 lalu, Nakami Vidi Makarim juara Asia 2018, Diva Ismayana juara Supercross Asia pada 2019 lalu di Filipina, hingga Sheva Ardiansyah juara pertama Loretta Lynn Area Qualifier Los Angeles pada 2019 lalu.

Kelincahan yang mereka pancarkan di setiap sirkuit seolah memberi harapan bahwa akan selalu ada regenerasi dalam industri motocross untuk semakin berkembang ke arah yang lebih baik.