BANYUMAS, VMXMedia.ID – Satu profesi paling dicari di dunia balap enduro maupun adventure adalah Track Master. Ia juga biasa disebut sebagai pembuat trek, pembuka jalur, desainer sirkuit. Tak semua pelaku enduro atau penggemar trabasan bisa memainkan peran ini, walaupun ia sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia balapan.
Yuk, braaapers, kita kenalan dengan salah satu pembalap enduro dan penggemar adventure yang kemudian dikenal luas sebagai Track Master. Dialah Budy Asgary –atau akrab dipanggil Gary. Seperti sudah diduga, nama belakangnya adalah singkatan dari Asli Garut.
Walaupun lahir dan menghabiskan masa remaja di Garut, Jawa Barat, masa profesionalnya justru dihabiskan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Yaa, sudah tak terhitung berapa banyaknya ia mengarsiteki jalur adventure baru; ia juga adalah otak di balik beberapa trek event enduro yang masih eksis hingga sekarang. Terakhir, ia yang merencanakan desain dan obstacle sirkuit MAG Enduro Competition di Banyumas.
Bagaimana sih awal mulanya “hijrah” ke Jatim dan Jateng? “Awalnya karena pada tahun 2000 kerja di bidang perdagangan agrobisnis di Malang, lalu pada 2005 karena senang main trail trabasan, bikinlah komunitas Tim Malang Coret. Dari situ ko dapet feel-nya untuk bikin jalur baru,” kata Gary, kepada VMX Media, di Sirkuit MAG, Banyumas, Jumat (3/5).
“Saya niatnya awal tadabur alam main ke hutan, ko menarik, keterusan, lalu sering dipercaya bikin jalur DNA kemudian sirkuit. Saya yang bikin trek event adventure pertama di Jatim, Malang Adventure Trail (MAT) pada 2009. Lantas 2010 di Jatim ada kegiatan enduro perdana, yaitu IEC Indonedia Enduro Competition, saya yang jadi Track Master,” ujar pria yang sempat jadi juara IERC (Indonesa Enduro Rally Competition) 2018.
Sahabat Gary, yakni fotografer John Temon, menyebut, banyak pemilik lahan sirkuit ataupun EO yang menyewa jasa Gary karena ia tak pernah bekerja setengah-setengah. Ketika mengurus trek, ia lakukan dengan sepenuh hati dan total.
Dengan kemampuan yang jarang dimiliki banyak orang ini, apakah secara materil menjanjikan?
“Saya ga lari ke sana. Setiap pekerjaan selalu saya niatkan ibadah. Kalau kemudian dengan menjadi Track Master saya bisa menambah silaturahmi dan dapat finansial, itu adalah bonus. Saya hanya ingin acara sukses. Kalo ngurus materi duluan, kita ga akan dapat nyawa dari apa yang kita kerjakan,” kata ayah tiga anak ini.
Ia bersyukur dikaruniai kemampuan bisa merasakan aura dari suatu lahan. “Tantangan adalah racing line, mau dibawa ke arah mana alur sirkuit. Penataan obstacle harus ginana, ritme pembalap seperti apa. Kita harus bisa membaca harus hard di mana dan yang lebih ringan di mana. Ini semua harus dengan hati. Saya banyak belajar dari senior Sovan Drajat. Dulu dialah yang mengajari saya kemampuan ini. Termasuk soal tak mendahulukan materil. Dia itu bikin jalur lebih ke sosial, persahabatan,” tandasnya.
Selamat dan terus berkarya ya Kang Gary! (day)