Hot News

Buntut Kerusakan di Tahura Juanda, TRABAS Ultimatum Penghobi Trail untuk Jaga Alam dan Bertanggung Jawab Saat Ngejalur

By: Delisti Putri Utami | 24/02/2024
Buntut Kerusakan di Tahura Juanda, TRABAS Ultimatum Penghobi Trail untuk Jaga Alam dan Bertanggung Jawab Saat Ngejalur
Foto: @dishut.jabar via Instagram

BANDUNG, VMXMedia.ID – Kasus kerusakan lahan di Tahura Djuanda, Bandung, Jawa Barat, oleh oknum pengendara motor trail yang melintas tanpa izin beberapa waktu lalu menjadi sorotan. Di antara pihak yang angkat suara adalah Komunitas Trail Adventure Bandung Assosiation (TRABAS). Sebagai komunitas motor trail tertua dan terbesar di Indonesia, TRABAS merasa terpanggil untuk turut serta dalam menjaga kelestarian alam. Ketua Harian Trabas, Djatnika, menegaskan kesadaran lingkungan menjadi tanggung jawab bersama.

“Kerusakan ini menjadi tamparan bagi kita semua, tak terkecuali para pecinta motor trail. Kita harus bisa membedakan hobi dan perusakan. Semua komunitas, tanpa terkecuali, cobalah perhatikan mana yang bisa dilewati dan mana yang tidak. TRABAS sendiri selalu menekankan pentingnya berkendara di jalur resmi dan tidak memasuki kawasan konservasi karena kelestarian lingkungan ini tanggung jawab kita semua,” terang Djatnika, Jumat (23/2) 

Menindaklanjuti kerusakan yang terjadi, pada Jumat (23/2) tim Tahura berkolaborasi bersama TRABAS, Sirkus Rimba, dan Detik.com melakukan upaya penanganan di kawasan konservasi yang rusak.

Upaya ini mencakup pemasangan tambahan portal permanen hingga penanaman 100 pohon di beberapa titik.

Djatnika menuturkan, TRABAS memiliki sejarah panjang dengan kawasan Baru Tunggul. Dulunya, area tersebut menjadi trek favorit para pehobi motor trail. Namun, seiring kesadaran akan pentingnya konservasi, TRABAS dengan tangan terbuka mendukung penutupan jalur tersebut beberapa tahun lalu.

“Kami memahami hobi motor trail bisa menjadi sarana untuk menikmati keindahan alam, tetapi bukan berarti kita boleh merusaknya. Mari kita menjadi pehobi yang bertanggung jawab dan bersahabat dengan alam. Kami komunitas TRABAS berharap kepada semua pihak, terutama komunitas trail,  untuk tidak melakukan hal-hal yg tidak baik untuk lingkungan,” tambahnya.

Upaya Trabas tak hanya berhenti pada omongan. Mereka aktif memberikan edukasi kepada para anggotanya tentang etika dan aturan berkendara di alam bebas. Mereka turut serta dalam kegiatan penanaman pohon untuk menghijaukan kembali kawasan yang rusak.
Kasus perusakan di Tahura Djuanda menjadi pengingat hobi tak boleh berujung pada kerusakan. TRABAS berharap, kejadian ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan membangun sinergi dalam menjaga kelestarian alam. (dpu)