VMX.ID – Gir roda pada sepeda motor selain perlu perawatan, juga penting untuk di berakselari seiring dengan power mesin. Perilaku akut bagi sebagian orang dengan anggapan penggantian gir hanya dilakukan ketika gir tersebut telah habis masa pakainya atau rusak. Pada intinya penggunaan dan kebutuhan dalam menentukan ukuran gir dan rantai terpaut akan kondisi lintasan yang dilalui.
Dalam menentukan performa power sepeda motor, tentunya berdasakan material komponen dan setingan tepat. Salah satu penentu hasil dari power dan setingan mesin adalah gir atau gigi reduksi bertugas untuk menyalurkan tenaga dari mesin sepeda motor ke roda belakang dengan bantuan rantai sebagai penghubungnya.
Setingan tepat pada gir sangat efektif menghasilkan akselerasi dan performa lebih maksimal, cermati jenis lintasan yang akan dan sering di lalui. Cara ini juga berlaku untuk mekanik dan pebalap dengan setingan gir bisa menentukan hasil perlombaan lebih bagus.
Setingan gir umumnya mengacu pada karakter sepeda motor, kondisi lingkungan dan kondisi pengguna. Jadi setingan gir dari pabrik umumnya sudah cukup baik bagi lingkungan standar perkotaan (mengacu pada fungsi awal dibuatnya sepeda motor, yaitu sebagai kendaraan perkotaan untuk menempuh jarak pendek hingga sedang) dan bagi postur tubuh standar.
Tetapi kondisi di atas belum tentu cocok dengan lingkungan kita tinggal dan postur tubuh kita. Untuk di Jakarta misalnya, karakter penggunaan yang harus stop and go (karena jalanan macet padat merayap) dan jarang sekali mendapatkan kecepatan puncak lalu pengguna mempunyai bobot yang extra maka penggantian gir layak dilakukan agar mendapat akselerasi yang lebih baik walaupun harus mengorbankan kecepatan puncak (pada kenyataannya memang jarang bisa digunakan di Jakarta).
Untuk mendapatkan setingan gir yang tepat sebenarnya cukup mudah dan tidak sesulit mendapatkan setingannya. Caranya adalah membagi angka atau jumlah mata gir belakang dengan jumlah mata gir depan. Semakin besar hasil bagi, maka semakin ringan akselerasi tetapi kurang baik untuk mengail tenaga puncak dan sebaliknya, semakin kecil hasil bagi, maka semakin berat akselerasi tetapi semakin baik dan panjang tenaga puncaknya.Misalkan jumlah mata gir belakang adalah 35 dan jumlah mata gir depan adalah 14 maka 35 : 14 = 2.5
Dalam kasus di atas, jika kita ingin mendapatkan akselerasi yang lebih baik maka kita bisa mengganti jumlah mata gir belakang dengan yang lebih besar, misal dengan perbandingan belakang : depan adalah 38 : 14 atau 40 : 14.
Bisa juga dengan mengganti ukuran atau jumlah mata gir depan dengan yang lebih kecil, misal perbandingan belakang : depan adalah 35 : 13 atau 35 : 12. Mari mulai rajin berhitung..
Editor : Munandar Nuch Arsih I Penulis : Haydell Koptery I Photo : Prox – istimewa