Throttle Blip di Motor Motocross Listrik Milik Yamaha, Bisa Jadi Solusi Ketiadaan Kopling?

By: VMX Media | 28/05/2024
Throttle Blip di Motor Motocross Listrik Milik Yamaha, Bisa Jadi Solusi Ketiadaan Kopling?
Foto: sindonews.com

BANDUNG, VMXMedia.ID – Motor motocross listrik  seperti Stark Varg, telah menunjukkan diri sebagai mesin yang tangguh, bahkan mampu bersaing dengan motor 450cc paling modern. Namun, FIM melarang mereka untuk bertanding di kelas yang sama, karena torsi instan 80 tenaga kuda yang dihasilkan pada holeshot

Walaupun memiliki banyak keunggulan, ada satu area di mana Stark Varg tidak bisa menandingi motor motocross konvensional: kopling. Pengendara motocross biasanya menggunakan kopling untuk keluar dari tanjakan supercross, menjaga roda depan tetap terangkat di medan kasar, atau saat melewati serangkaian gundukan. Pengoperasian Stark yang tanpa kopling merupakan salah satu kelemahan yang dirasa para pengendara, menghambat mereka untuk melakukan manuver yang biasa mereka lakukan.

Menariknya, saat Yamaha meluncurkan sepeda motocross listrik pertamanya, tampaknya mereka telah mengembangkan solusi yang menyerupai kopling, yang disebut throttle blip. Yamaha menggunakan sensor untuk mendeteksi ketika roda depan mulai kehilangan traksi. Saat ini terjadi, motor secara otomatis akan meningkatkan putaran motor untuk menjaga roda depan tetap terangkat.

Seperti dinukil dari Rideapart, fitur ini mensimulasikan efek kopling, memungkinkan pengendara untuk melakukan manuver yang sama seperti pada motocross konvensional. Keuntungan utama dari sistem ini adalah memungkinkan pengendara untuk memanfaatkan torsi instan motor listrik tanpa perlu menggunakan kopling manual.

Hal ini dapat membantu pengendara pemula untuk menguasai teknik berkendara dan meningkatkan performa mereka. Sistem throttle blip Yamaha pada motocross listrik mereka adalah solusi inovatif untuk mengatasi kekurangan kopling pada motor listrik. 

Namun, beberapa pengendara mungkin merasa bahwa sistem ini terlalu intrusif dan tidak memberikan kontrol yang sama seperti kopling manual. Selain itu, sistem ini dapat menambah bobot dan kompleksitas motor.

Tampaknya masih perlu dilihat bagaimana sistem ini diterima oleh pengendara, dan apakah sistem ini memberikan performa yang sama baiknya dengan kopling manual. Kita coba aja ya braaapers! (day)