NEWS.VMX.ID – Berkendara harian,touring maupun berkompetisi wajib menggunakan helmet dengan tingkat keamanan sesuai standarisasi berdasarkan peruntukannya.Bagian vital pada helm adalah batok (Hard Outer), Kaca (Visor), Gabus (Impact Absorbing Liner), Busa (Comfort Liner) dan Tali pengikat (Retention System).
Batok Helm atau Hard Outer shell adalah bagian luar dengan fungsinya sebagai pelindung utama yang sangat penting. Tugasnya,berinteraksi dengan benda-benda ektrims dan benturan. Batok helm terhubung dengan kualitas batok helm adalah jenis materialnya, yaitu : ABS, Advanced Thermoplastic, Fiber glass, Kevlar, Polycarbonate dan Carbon. Jenis material helm ini memiliki kualitas, kekuatan, bobot, dan juga harga yang berbeda. Helm dengan material ABS dan thermoplastic sudah cukup bagus untuk helm penggunaan harian dan harga terjangkau.
Kaca atau Visor Helmet Visor Salah satu komponen helm dengan fungsinya sebagai pelindung wajah, melindungi mata dari debu, kotoran, air. Material visor helm adalah polycarbonate, sejenis material plastik tahan benturan, tidak mudah pecah dan aman digunakan. Pengunci sistem visor ada dua macam yaitu quick visor release dan sistem baut.
Kualitas optic pada visor helmet terdiri dari tiga tingakatan 1-2-3, Kelas 1 berasal dari standar Eropa, yang dirasa terbaik untuk pemakaian jangka panjang. Kelebihan optic kelas1 maksimalkan jarak objek persis seperti aslinya, seperti melihat langsung tanpa visor.
Berdasarkan jenisnya, visor helm yang sering digunakan terbagi menjadi 4 yakni:
Visor Datar : Visor yang permukaannya datar. Sering disebut juga dengan nama flat visor. Kelebihan visor ini lebih keren karena banyak digunakan di helm balap. Selain itu juga bisa dipasangkan tear off.
Visor Cembung : Kebalikan dari visor datar, visor ini banyak dipakai di helm standar dan harganya pun lebih murah dibanding visor datar. Kacamata Goggle : Bentuknya seperti kacamata, biasa dipakai untuk helm motocross.
Gabus atau Impact Absorbing Liner Peredam benturan EPS merupakan singkatan dari Expanded Polystyrene atau Styrofoam dan biasa di sebut gabus. EPS dibuat dari biji polistiren kecil (berukuran 0,5 hingga 1,5 milimeter) yang dimasukkan ke dalam cetakan dan diberi uap serta zat peniup yang disebut pentana. Biji-biji polistiren kemudian mengembang hingga 40 kali ukuran aslinya, kemudian menyatu menjadi massa padat yang berbentuk sesuai cetakan, hingga mencapai kualitas tinggi.
Busa Comfort Liner terletak pada bagian dalam helm, yang bersentuhan langsung dengan kulit pipi, rambut dan kepala. Biasanya, comfort liner menggunakan kain yang halus, dingin dan lembut agar nyaman saat di gunakan. Untuk jenisnya, busa atau comfort liner dibedakan sesuai dengan posisi pemasangannya pada helm yaitu : busa pipi, busa dalam / busa interior, busa dagu untuk helm full face dan busa leher. Cara kerja kain crownpad model lepas pasang sama seperti busa pipi, ada yang menggunakan sistem kancing, dan ada yang menggunakan sistem knock down. Material kancing yang dipakai ada dua jenis yakni plastik dan besi.
Tali pengikat Retention System atau Chin strap pengunci pengaman untuk pengendara. Tali pengikat helm diuji standarnya oleh mesin khusus dalam beberapa tahap, menguji kekuatan tali helm. Jenis tali helm seperti : Model Klik (Quick Buckle) dan Quick Release untuk helm harian, cukup aman dan mudah digunakan, Quick Release lebih praktis proses buka talinya. Double D Ring : Model paling aman dan digunakan standarisasi balapan. Model Magnet (Fidlock) : Model yang paling praktis dengan sistem magnetic,digunakan untuk helm harian dan yang pastinya aman digunakan. Untuk tali helm biasanya digunakan Fidlock asal Jerman, sistem tali helm canggih.
Dari bagian utama helm, juga terdapat bagian pendukung, yaitu :
Pet atau topi posisinya berada diatas kaca helm atau visor, Fungsinya untuk melindungi wajah dari sinar matahari langsung dan melindungi kaca (Visor) dari benturan secara langsung saat terjadi kecelakaan.
Ventilasi udara (Air Vent) atau air vent atau airflow ventilatilator terletak di bagian atas alis, atas kepala dan belakang kepala. Ventilasi pembuangan udara disebut juga air extractors, biasanya berjumlah lebih dari satu buah. Dalam mengatur sirkulasi udara pada helm, air extractor berperan sebagai lubang udara untuk sistem sirkulasi udara dan menjaga kelembaban dan mencegah bersarangnya kuman dan bakteri. Fungsiny adalah sebagai jalan masuk dan keluar udara agar bagian dalam helm tetap terasa sejuk saat digunakan.
Rachet Rachet helm atau kuping helm, adalah komponen pengunci helm dengan kaca yang sudah mengunakan sistem quick visor release. Rachet berbentuk seperti kuping yang berfungsi sebagai dudukan kaca. Mekanisme yang disebut multi step visor mechanism, atau kaca yang bisa diatur apakah ingin dibuka 1/4, 1/3, atau 1/2 bagian, tergantung jumlah roda gigi yang ada di rachet.
Tombol pengganti visor (Quick Visor Change) terdapat pada Helm berkaca visor ganda, berguna saat menurunkan visor bagian dalam dengan cepat dan mudah. Biasanya tombol quick visor change berada pada bagian kuping atas kaca visor utama.
Sebuah helm sangat bergantung dengan sterofoam. Oleh sebab itu helm produk high end selalu menggunakan stereofoam khusus yang berkualitas. Fungsi sterofoam atau biasa disebut Expanded Poly Styrene (EPS) di helm ternyata sangat vital. Fungsi utama styrofoam helm pada umumnya adalah menahan goncangan pada saat helm membentur benda keras pada saat kepala masih dalam keadaan bergerak atau bisa dikatakan sebagai bantalan kepala.
Satu-satunya alat pelindung yang paling penting adalah Helm. Dan juga wawasan tentang pentingnya ketika memilih helm yang aman, dan menghindari cedera kepala saat kecelakaan. Imbas ketika kecelakaan dan tidak mengenakan helm berkualitas berimbas terlukanya kepala, pembengkakan dan peradangan sering terjadi. Karena tidak ada ruang ekstra di dalam tengkorak manusia. Benturan yang kuat memberi kemungkinan terhadap pecahnya helm (lapisan luar) dan membuat lapisan dalam rusak. Proses ini memberikan waktu ekstra, reduksi tekanan dan jarak kepada kepala/otak untuk lebih teredam. Ketika lapisan dalam terkoyak, dapat memberikan hambatan yang cukup agar tidak langsung ke kepala/otak dengan berhenti secara lebih perlahan/lembut, dibanding proses benturan keras yang terjadi terhadap kepala/otak tanpa menggunakan helm.