Wildhan Motekar, Sang Legenda Grasstrack dari Tanah Sumedang: Sempat Tak Direstui Balapan Hingga Mendominasi Pertandingan

By: Edgina Rahman | 22/03/2024 | 60
Wildhan Motekar, Sang Legenda Grasstrack dari Tanah Sumedang: Sempat Tak Direstui Balapan Hingga Mendominasi Pertandingan
Foto: Istimewa

SUMEDANG, VMXMedia.ID Penggemar grasstrack sejati, terutama warga Jawa Barat pasti sudah lagi tak asing lagi mendengar nama Wildhan Motekar. Pembalap kelahiran Sumedang, 35 tahun silam ini sudah banyak menyabet gelar juara di  kejuaraan grasstrack di Indonesia. Dari kompetisi Djarum Coklat Extra, Montesz, dan event-event lainnya seperti Bupati Cup atau Dandim Cup, sejak 2003 sampai 2011.

Di balik prestasi luar biasa sang legenda, langkah awalnya sebagai pembalap tidak selalu mulus. Karena awalnya ia sempat ditentang oleh sang ayah untuk mengikuti balap. 

“Awalnya dari saya suka nonton balap di kampung. Ingin ikut tapi ngga diizinin bapak saya. Jadi saya curi-curi latihan dengan bebek “bekjul” 70-an (super cub).” tutur Wildhan Motekar ketika diwawancari VMX Media, Kamis (21/3). 

Namun kabar akan latihan kucing-kucingan tersebut akhirnya tembus pada sang ayah dan sang paman. Pada akhirnya ayahnya memberikan izin untuk balapan perdananya, namun dengan taruhan yang berat.

“Waktu itu saya akhirnya ketahuan latihan, akhirnya dizinkan sama bapak dan paman saya, dengan taruhan kalau saya kalah saya ngga akan boleh naik motor lagi ke jalan raya. Kalau menang, saya bakal dibeliin motor,” kenangnya. 

Pada balap pertamanya pun ia dipinjamkan Bebek F1ZR untuk mengikuti kelas Bebek Standar Pemula Lokal Sumedang dan Bebek Standar Pemula open. Meski saat itu pun persaingan cukup berat karena harus bersaing dengan Ade Chandra dan Asep Miok dari Tasikmalaya, tapi akhirnya Wildhan berhasil merebut gelar juara pertamanya.

Sejak saat itu, pria kelahiran 9 Juli 1989 ini mulai rajin mengikuti kejuaraan-kejuaraan grasstrack sejak 2003. Pada kurun waktu 2003-2008 di kelas pemula, dan 2008-2011 di kelas senior. Selama kiprahnya di event grasstrack, ia selalu mengamankan tempatnya di podium, meski persaingan di era tersebut begitu berat, karena harus bersaing dengan F Chimon, Tommy MJ, dan Acep Sena. Selain itu juga ia mengakui rival terberatnya di sirkuit saat itu adalah Hilman Laksana.

Sejak 2012,.ia memutuskan vakum dari dunia balap, dan fokus berkarir. Tapi sesekali masih menyempatkan diri untuk mengikuti event adventure. 

Pembalap dengan nomor punggung 21 ini juga berpesan kepada pembalap-pembalap muda yang baru mulai menapaki dunia grasstrack, bahwa kunci kemenangan ada di rajin, ikuti kata hati, dan disiplin. Karena itu adalah modal terbesar untuk menjadi juara. Selain itu, jauhi minum-minuman keras dan rokok, supaya kondisi tubuh tetap fit ketika balapan maupun latihan. (egi)