Ledoux Bresmew, Komunitas yang Utamakan Seuseurian Setiap Trabasan 

By: Delisti Putri Utami | 29/01/2024 | 182
Ledoux Bresmew, Komunitas yang Utamakan Seuseurian Setiap Trabasan 

BANDUNG, VMXMedia.ID – Ledoux Bresmew. Namanya memang terkesan bahasa Prancis, padahal leledokan adalah bahasa Sunda yang berarti kotor-kotoran, bisa juga lucu-lucuan; sementara bresmew bahasa slank yang artinya ngacapruk alias asal bunyi.

Komunitas Ledoux Bresmew memang punya filosofi “Ulin, Ngacapruk, Seuseurian”. “Jadi, setiap kita main, biasanya sambil ngacapruk (membicarakan banyak hal), seuseurian (tertawa), happy weh pokona mah,” kata Koordinator Ledoux, Panda, saat trabasan di jalur Dano, Tanjungsari, Sumedang, Minggu (28/1).

Komunitas ini berdiri sejak tahun 2016, sebagian besar tinggal di Komp. Bumi Panyawangan, Cileunyi, Kab. Bandung. Jumlah anggotanya mencapai 32 orang. “Tapi belakangan yang aktif palingan sekitar 7 orang. Lagi pula setahun ini kita jarang trabasan, karena kesibukan masing-masing anggota,” jelasnya.

Berbagai lokasi jalur motor trail, sudah dilibas komunitas ini, seperti Garut selatan, Papandayan, KBB, Jatigede, Rancakalong, Cibodas, Manglayang. “Di dunia trabasan, satu kawasan atau gunung bisa terdiri dari beberapa jalur. Seperti Manglayang aja bisa banyak titik start dan finishnya,” tambah Panda.

Dikatakan, trabasan adalah olahraga yang efektif untuk membangun semangat kebersamaan dan kekeluargaan, walaupun diselingi aktivitas bercanda yang kadang kasar. “Misalnya aja, kalo ada temen jatuh, kita memvideokannya dulu sebelum membantu. Nah, itu akan jadi bahan seuseurian (tertawaan),” kata konsultan pajak ini.

Pada bagian lain pembicaraannya, Panda menyebut, banyak pihak yang menilai trabasan adalah olahraga ringan yang cuma mendahulukan main atau wisata. “Itu salah besar. Ini olahraga lebih cape dari sepeda gunung sekalipun. Terlebih kalau jalur licin. Jika kita belum ahli trabasan, motor itu malah jadi beban kita, karena untuk ngangkat motor yang jatuh itu beratnya di atas 100 kilogram. Untuk yang belum terbiasa, pulang trabasan bisa pegel linu beberapa hari,” ujarnya.

Namun, yang jelas, trabasan itu aktivitas yang nagih. Orang tahu ini berat, tapi jalur pegunungan akan selalu memanggilnya. (day)