Jejak Panjang TRABAS, Ikon Trail Adventure Tertua Indonesia yang Terus Melaju di Era Modern

By: Delisti Putri Utami | 09/04/2025
Jejak Panjang TRABAS, Ikon Trail Adventure Tertua Indonesia yang Terus Melaju di Era Modern

VMXMedia.ID – Dalam sejarah pergerakan komunitas otomotif Indonesia, tak banyak nama yang punya jejak sekuat dan seberani Trail Adventure Bandung Association (TRABAS). Berdiri sejak 15 September 1995 di Bandung, Jawa Barat, TRABAS bukan hanya pelopor, tapi juga trend setter dalam dunia motor trail di Indonesia. 

Lahir dari semangat lima orang pionir—Jerry Sigit, Hans Modja, Iwan Sumekar, Arya Kamijaya, dan Adi Siswandi—TRABAS menjelma menjadi entitas legendaris dan rumah besar bagi para penjelajah alam yang memilih motor trail sebagai kawan seperjalanan.

Lahir dari kebutuhan untuk mewadahi para pecinta motor trail yang kerap menaklukkan jalur-jalur liar pegunungan dan hutan, TRABAS muncul di saat belum banyak komunitas yang bergerak di ranah ini. Saat itu, geliat motor trail masih tergolong baru, bersamaan dengan hadirnya motor trail legendaris seperti Suzuki TS. Keberadaan TRABAS menjadi oase bagi mereka yang ingin menjadikan alam sebagai ruang petualangan sekaligus tempat belajar, dengan motor trail sebagai medium pemersatu.

Di tengah geliat motor trail yang kini menjamur di seluruh penjuru Tanah Air, komunitas terbesar dan tertua penghobi trail yang kini sudah menjadi organisasi ini, berdiri sebagai mercusuar. Dengan lebih dari 1.200 anggota aktif tersebar di berbagai daerah, organisasi ini membuktikan bahwa aktivitas menerabas hutan dan gunung bukan sekadar soal adrenalin, tapi juga soal edukasi, tanggung jawab sosial, dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan.

Lebih dari sekadar urusan gas dan lumpur, TRABAS menanamkan nilai-nilai luhur kepada anggotanya. Prinsip eco riding menjadi pedoman penting, menekankan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan di setiap jejak ban yang ditinggalkan.

TRABAS mengemas hobi menjadi gerakan. Lewat sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) yang terstruktur sejak angkatan kedua pada tahun 2006, setiap calon anggota ditempa lewat tiga tahap: pemahaman etika berkendara dan navigasi, praktik di medan sesungguhnya, hingga pengukuhan. Semua ini bertujuan melahirkan petualang tangguh yang bukan hanya cakap di atas motor, tapi juga cerdas bersikap sebagai bagian dari komunitas yang lebih luas. Ini adalah pembeda esensial antara anggota TRABAS dan sekadar individu yang gemar bermain motor trail tanpa komitmen.

Sejak awal, TRABAS tak pernah ingin hanya jadi klub motor. Mereka menciptakan ruang yang lebih luas: menyentuh sisi sosial dan kemanusiaan lewat aksi bakti sosial di jalur yang mereka lintasi, membangun mushola, berbagi dengan sesama, dan membentuk tim penyelamat yang anggotanya bahkan dilibatkan dalam misi nasional seperti evakuasi tsunami di Anyer dan longsor di Banten. Divisi-divisi seperti TRABAS Rescue, Baksos, Lingkungan Hidup, hingga TRABAS Racing Team adalah cerminan ekosistem sehat dan berkembang dari sebuah komunitas otomotif yang punya arah dan nilai.

Popularitas TRABAS melambung ketika mereka mulai menggelar event tahunan Trabas Merdeka sejak 2003. Tanpa hadiah, tanpa gimmick, hanya satu hal yang ditawarkan: petualangan otentik dengan jalur-jalur terbaik. Di tahun 2024, event ini telah memasuki edisi ke-11. Ini adalah perayaan sejati semangat menerabas, yang tidak sekadar menaklukkan alam, tapi menyatu dengannya.

Sebagai pionir, TRABAS sadar betul akan tanggung jawabnya sebagai trend setter. Setiap citra negatif yang muncul terkait aktivitas trail di Tanah Air, tak jarang menyeret nama besar TRABAS. Namun, organisasi ini tak tinggal diam. Diklat menjadi momentum krusial untuk mengedukasi para pencinta motor trail, menanamkan kesadaran bahwa aktivitas ini bukan hanya soal kesenangan semata, melainkan juga tentang tata tertib dan komunikasi yang baik.

“Kalau ada isu negatif, kami pasti dibawa-bawa. Tapi kami juga punya tugas besar: mengedukasi, menata, dan memastikan setiap jejak roda punya makna,” ungkap Ricky, Ketua Umum TRABAS periode 2023-2026.

Dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk semakin sempitnya jalur off-road yang bisa diakses, TRABAS menggagas pendekatan baru: mengombinasikan motor trail dengan aktivitas sosial ke desa-desa terpencil, serta mulai menjajaki medan dengan motor dual purpose sebagai solusi adaptif. Ini adalah langkah visioner yang memperlihatkan TRABAS tak hanya bertahan, tapi terus tumbuh relevan. (dpu)