Profile

Begini Konsistensi Inggil Bernaditus#111 Mengembangkan Grasstrack

By: VMX Media | 04/10/2022 | 1160
Begini Konsistensi Inggil Bernaditus#111 Mengembangkan Grasstrack

NEWS.VMX.ID –  Popularitas grasstrack yang tersebar hingga pelosok menumbuhkan minat berkarier yang tinggi terhadap para crosser muda. Hal ini tidak terlepas dari kedudukan grasstrack sebagai balap motor trail dengan budget termurah.

Inggil Bernaditus

Salah satu grasstracker yang memiliki karier cemerlang di balap grasstrack adalah Inggil Bernaditus. Pemuda asal Sragen ini menjejali karirnya dalam dunia pergaruktanahan di tahun 2006 ketika anak kedua dari tiga bersaudara ini berusia 5 tahun. Setelah setahun berlatih, Inggil kecil nekat mengikuti kejuaraan balap di tahun 2007. Sang ayah, Markus Budiana, mendukung Inggil secara all out agar anaknya dapat meningkatkan kemampuan balapnya. Inggil ingat saat awal ikut kompetisi, ia didampingi 15 orang team crew untuk menjaga dan mengawalnya dalam event kejuaraan yang diikutinya.

Inggil Bernaditus di JC Supertrack 2022

Ada cerita unik di balik nomor start-nya, 111. Tracker yang murah senyum ini berujar bahwa nomor tersebut mengandung histori dan filosofi mendalam. Nomor start tersebut merupakan rangkuman dari nama dirinya dan kedua saudara kandungnya. Nomor start 111 berasal dari nama tiga anak pasangan Markus Budiana dan Emy Suprihatin, yaitu: Intan – Inggil – Ignasius (III). Maka dari itu, setiap Inggil berkompetisi, tiga bersaudara ini saling support untuk keberhasilan Inggil dalam meraih prestasi terbaik.

Tiga Bersaudara anak dari Markus Budiana dan Emy Suprihatin  yaitu : Intan – Inggil –  Ignasius yang menjadi inspirasi keuatan Inggil Bernaditus#111 dengan filosofi nomor start keramatnya

Pada tahun 2010 orang tuanya mengirim Inggil untuk sekolah balap di Solo. Inggil menempa kemampuannya di sekolah balap Solo hingga 2011. Sayangnya, karakter Inggil yang mudah emosi dan ceroboh dalam latihan serta kompetisi membuatnya kurang kompetitif. Keadaan ini diperburuk dengan meninggalnya sang ayah tercinta, Markus Budiana, pada 2012.

Dari Kiri ke Kanan: Inggil Bernaditus – Rubin Caesar – Akbar Taufan

Sifatnya yang mudah emosi dan ceroboh membuat Inggil rentan mengalami cedera. Tercatat pada tahun 2012 Inggil mengalami patah tulang lengan kanan. Berlanjut pada tahun 2014, Inggil mengalami cedera di bagian tulang selangka. Kejadian serupa berulang di tahun 2015 saat tulang selangka sebelah kiri Inggil juga mengalami cedera akibat crash.

Yang terakhir, pada saat putaran 4 JC Supertrack 2022 Inggil mengalami crash di Moto 2 Bebek Modifikasi Open. Kejadian mengerikan ini mengakibatkan tulang selangka kanannya patah. Peristiwa ini terjadi akibat ada kendala teknis pada motor yang membuatnya terbanting keras ke tanah.

Sebelum wafat, Almarhum sang ayah beserta sang ibu sempat menemui Akbar Taufan. Keduanya berpesan ingin menitipkan Inggil hingga sukses meraih prestasi balap grasstrack. ”Mas Akbar, saya titipkan Inggil. Tolong upayakan bagaimana caranya Inggil bisa dan tertib berlatih rutin untuk berkarier bagus di grasstrack,” ujar Akbar Taufan sembari mengutip pesan almarhum ayah Inggil.

Kedua orang tua Inggil berniat menitipkan Inggil kepada Akbar agar karakter anaknya yang tidak konsisten saat latihan dan balapan dapat dihilangkan. Mereka sepakat untuk menitipkan sang buah hati ke 86 Training Facility milik Akbar Taufan. “Kedua orang tua Inggil menitipkan Inggil ke 86 Training Facility agar dibentuk menjadi pembalap andal dan memperbaiki mental berkompetisi,” ujar legenda grasstrack Indonesia ini.

86 Training Facility menghadirkan konsep dalam membentuk dimensi ruang antara pelatih, mentor, dan siswa didik yang selalu dieksekusi dengan tertib. Sekolah yang berlokasi di Klero, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini banyak melahirkan pembalap andal dengan culture dan sinergi yang baik sesuai keinginan pembalap dan asupan sang mentor.

Ketika masuk sebagai siswa didik di 86 Training Facility, Inggil membawa beberapa sponsor balapnya. Setelah 1.5 tahun bersekolah di 86 Training Facility, Inggil Bernaditus mengalami kemajuan pesat dalam mengembangkan bakatnya.

Selama ditempa di 86 Training Facility, Inggil mendapat banyak ilmu seputar pola makan, pola latihan, dan pola disiplin hidup yang teratur. Perlahan-lahan, karakter buruk tracker kelahiran 25 Oktober 2001 di kancah balap yang mengkhawatirkan kedua orangtuanya ini mulai hilang. Berkat ketekunannya bersekolah di 86 Training Facility, Inggil mendapatkan perkembangan signifikan dari segi kemampuan dan mental bertanding.

Pada 2018 Akbar Taufan merekrut Inggil untuk masuk ke skuad 86 Racing Team. Perekrutan ini dilakukan berdasarkan pantauan potensi, mental juara, dan inisiatifnya mempertajam filling saat di track. ”Inggil punya potensi juara yang sangat besar. Sejak pemula hingga saat ini dia adalah salah satu pembalap terbaik. Salah satu kepiawaiannya adalah mampu menutupi kekurangan motor besutannya hingga menjadi yang terbaik,” ujar Akbar.

Semenjak Inggil berada di bawah kontrol Akbar Taufan, Inggil sangat tertib dalam menjalankan pola hidupnya seperti tidur lebih awal dan bangun lebih cepat yang dilanjut dengan latihan. “Mas Akbar Taufan bagi Inggil adalah sosok multifungsi sebagai kakak, manager, pelatih, dan mentor. Semuanya bagi saya adalah panutan,” ujar Inggil.

Prestasi Inggil Bernaditus bersama Team 86 antara lain menjadi Juara Nasional Pemula Region 2 tahun 2018 dan Juara Nasional Junior tahun 2019. Ditambah dengan berbagai kejuaraan yang ia dapatkan melalui event Grasstrack di luar kejuaraan nasional.

Hingga saat ini, dedikasi dan loyalitas Inggil terhadap 86 Racing Team dan sang mentor patut mendapatkan apresiasi. Inggil juga melakukan latihan intensif di 86 Training Facility pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis. Kini, Inggil sudah dapat mengontrol emosi dan filling berkompetisinya dengan sangat tajam. Kemampuannya dalam menutupi kelemahan motor besutannya menjadi target podium dalam setiap kejuaraan. Satu kata yang selalu Akbar bisikkan kepada Inggil dan selalu ia ingat adalah “konsisten”. Kata tersebut juga sama seperti yang Akbar utarakan kepada putranya, Rubin Caesar, yang kini mengikuti jejak sang ayah di dunia pergaruktanahan.