BANDUNG, VMX.ID – Mendiang Irwan Ardiansyah #75, selain berprestasi dengan torehan rekor gelar juara terbanyak di motocross, adalah figur yang peduli terhadap kemajuan kompetisi balap di Indonesia.
Ia memusatkan perhatiannya pada kemajuan motocross Indonesia dari sisi standarisasi kejuaraan, sirkuit, dan regulasi. Masukan yang ia sampaikan selalu membuat penyelenggara dan tim juri lebih berhati-hati dalam menggelar kejuaraan balap.
Kepeduliannya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan kejuaraan motocross, yang nantinya menjadi bekal pembalap Indonesia ketika berkompetisi di ajang internasional.
Menurut mendiang Irwan Ardiansyah, standarisasi sirkuit sangat penting untuk mencukupi kebutuhan keselamatan pembalap yang sedang berlomba.
“Di tahun-tahun ke belakang, belum menyentuh soal standarisasi sirkuit. Sebetulnya, layout sirkuit, akses jalan ke sirkuit, dan infrastruktur penting lainnya; seperti paddock area, tempat penonton, dan parkir kendaraan harus diperhatikan dengan baik,” tuturnya.
Menurutnya, regulasi yang mengutamakan kompetisi yang sehat menjadi pondasi utama untuk mewujudkan pembalap dan kejuaraan yang berkualitas. Kompetisi yang sehat dapat meningkatkan prestasi pembalap dan mereka bisa bersaing dengan pembalap luar.
Regulasi yang tidak mendukung pengembangan prestasi membuat beberapa pembalap motocross memilih pindah ke grasstrack.
“Dampak frustasinya bisa bergeser ke grasstrack, seperti yang telah berlangsung saat ini. Padahal grasstrack adalah wahana untuk memoles kemampuan sebelum naik ke jenjang motocross. Ini terbalik,” tegasnya.
Berikut adalah beberapa usulan lain dari mendiang Irwan Ardiansyah untuk menciptakan atmosfer balap motocross yang lebih sehat dan mendukung kekompetitifan pembalap.
1. Batasan usia untuk kelas MX2 Junior, MX2, dan MX1 harus dihapus.
2. Pembalap 85cc diperbolehkan mengikuti balap di kelas 125cc, dengan syarat harus lolos QQT.
3. Benahi standarisasi sirkuit dan infrastrukturnya.
4. Regenerasi pejabat komisi MX.
5. Pembalap boleh mengikuti lebih dari satu kelas di atas kelas utama yang diikuti, dengan catatan usia masih cukup.
6. Standarisasi tenaga medis profesional di motocross.
7. Pembalap 2 kali juara nasional di kelasnya otomatis naik kelas, dan tidak perlu mempermasalahkan batasan usia.
8. Juara nasional grasstrack naik jenjang ke motocross dengan berpatokan pada event kejurnas ataupun non-kejurnas yang direkomendasikan IMI.
9. Jalankan komisi safety circuit dengan memberi surat tugas resmi dari PP IMI untuk bertugas di setiap event.
10. Pejabat off-road roda dua dan jajarannya harus aktif turun ke lapangan dan membuka diri dengan mengajak dialog perwakilan komunitas motocross dan grasstrack.
11. Harus membentuk tim evakuasi yang mendampingi flag marshal dan tim medis saat tejadi crash di lapangan.
Selain beberapa usulan di atas, mendiang Irwan Ardiansyah juga mengatakan, organisasi harus banyak stud banding ke negara-negara yang kompetisi dan industrinya telah maju. Hal ini bertujuan agar balapan di Indonesia bisa lebih ramai. Selain itu, pembalap tidak merasa frustrasi dan berhenti balapan.
Semoga yang diharapkan mendiang dapat terealisasi. Kita usahakan bersama, ya, braaapers. (nan)