Bikin Nostalgia, Ini Potret Jadul Event dan Pembalap Motocross Indonesia sebelum Era 2000

By: Angga Kuntara | 21/04/2025
Bikin Nostalgia, Ini Potret Jadul Event dan Pembalap Motocross Indonesia sebelum Era 2000

BANDUNG, VMXMedia.ID – Jauh sebelum gemuruh persaingan di lintasan modern, motocross di Indonesia telah menancapkan akarnya sejak dekade 70-an. Lebih dari sekadar hobi, ini adalah babak penting dalam sejarah olahraga Tanah Air. Tiga dekade berikutnya menjadi panggung bagi banyaknya event dan lahirnya legenda-legenda yang namanya tak lekang dimakan zaman.

Sebut saja Popo Hartopo, seorang perintis yang tak hanya mendominasi kancah nasional, namun juga menorehkan tinta emas di pentas internasional. Ada pula Bambang Prabowo, Candra Tandio, Dudi Mahdi, dan Bandung Sunggoro, nama-nama yang akrab di telinga para penggemar setia. Bayangkan, bagaimana mereka dengan gagah berani menaklukkan lintasan-lintasan purba, melibas gundukan demi gundukan, sebuah tontonan yang kini hanya bisa kita saksikan dalam bingkai-bingkai foto bersejarah.

Berbagai event motocross pada masa itu juga menciptakan lintasan-lintasan bersejarah yang menjadi saksi bisu petualangan pahlawan-pahlawan motocross Indonesia. Suara mesin berdentum, debu yang beterbangan, dan sorakan penonton menjadi bagian dari atmosfer yang memeriahkan setiap event.

Untuk mengobati rasa rindu akan masa kejayaan tersebut, VMX Media membuat sebuah laporan mengenai potret-potret beberapa event dan pembalap motocross sebelum era 2000-an. Sebagian besar foto-foto ini diambil dari laman Facebook Indonesian Motocross History dan arsip Kompas.

Di arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta, yang berdebu, Popo Hartopo berdiri tegak menerima piala bergilir dari Gubernur DKI, sebuah simbol dominasinya setelah menyapu bersih empat kelas sekaligus dalam perhelatan yang memeriahkan HUT RI ke-33 pada 20 Agustus 1978. (Foto: Arsip Kompas/IPPHOS).

Pembalap asal Jawa Barat, Tonk Enk, mengacungkan tangan kirinya ketika memastikan diri sebagai juara dalam lomba motocross internasional di Sirkuit Citeureup, Jawa Barat (23/10/1988). Tonk Enk yang tampil di nomor 250cc Terbuka Internasional meraih Piala Menpora dengan mencatat waktu 26.34,36 detik. Urutan kedua diduduki pembalap Australia, David Wright. (Foto: Arsip Kompas/Kartono Ryadi).

Pembalap Johnny Pranata tampil sebagai juara umum lomba motocross Gudang Garam Champ of the Champ di Sirkuit Tasitolu, Dili, Timtim (24/7/1994). Johny dengan Suzuki RM 125cc-nya memukau masyarakat Dili yang baru pertama kali menjadi tuan rumah seri kejurnas.  Ia menjuarai kelas 125 cc SE, namun di kelas 250 cc juara direbut Pieter Tanujaya karena Johny sempat jatuh. Namun Johny tetap menjadi juara umum, diikuti Pieter di posisi kedua dan Iwan Ciss di tempat ketiga.  (Foto: Arsip Kompas/Arbain Rambey)

Kejuaraan Motocross Gudang Garam 1995 di Sirkuit Mugirejo International MX, Samarinda, Kalimantan Timur, diikuti sejumlah pembalap internasional ternama seperti Matt Battista dan Attila Zerda dari Australia, Jimmy Verburg dari Belgia, serta Kim “Hollywood” Holley dari Amerika Serikat. Dalam foto terlihat Jhonny Pranata (1), Jimmy Verburg, dan Jim Holley. Saat turun di kelas 250, Jhonny yang menunggang RM 125 berusaha menyaingi Jim Holley dengan motor 250cc. Ia mencoba mengikuti tiga lompatan ganda Jim, namun gagal mendarat di lompatan terakhir karena datang terlalu pendek. Kehilangan kendali dan tak sempat mengerem, Jhonny melompati pembatas lintasan dan terjatuh. (Foto: Liank 36 via Indonesian Motocross History/FB).

Kejurnas Motocross Lucky Strike 1991 di Bandung. Saat itu Johnny Pranata mendapatkan holeshot di moto kedua. (Foto: Ihsan Djon Laksana via Indonesian Motocross History/FB).

A person on a dirt bike

AI-generated content may be incorrect.

Tony Usman saat mengendarai Yamaha YZ125L pada 1984. Ia menjadi salah satu pembalap motocross yang cukup legendaris. Dulu ia merupakan pembalap muda potensial dengan banyak kemampuan. Kini ia telah meninggal dunia pada 2020 lalu. (Foto: Indonesian Motocross History/FB).

A group of people on motorcycles

AI-generated content may be incorrect.

Dari kanan ke kiri: Popo Hartopo, Donny W, dan Erik di Taman Jurug pada 1975. Saat itu Popo Hartopo muda tersenyum sangat lebar setelah berhasil merebut kemenangan besarnya. (Foto: Indonesian Motocross History/FB)

A group of people posing for a photo

AI-generated content may be incorrect.

Pembalap pabrikan Suzuki dari berbagai negara datang ke Jepang untuk memperdalam teknik motocross bersama para ahli Suzuki, seperti Gerrit Wolsink dan Akira Watanabe. Bandung Sunggoro dari Indonesia memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. (Foto: Bandung Sunggoro via Indonesian Motocross History/FB).

A person riding a motorcycle

AI-generated content may be incorrect.

Pembalap dari tim Yamaha Surabaya, Momo Harmono, melakukan langkah terbaik di Kejurnas dengan Yamaha YZ125K 1983-nya. (Foto: Indonesian Motocross History/FB).

A group of men at a festival

AI-generated content may be incorrect.

Hindari stres, mari bergembira! Ini adalah potret Aep Dadang, Gatam, dan Tri Priyo Nugroho sekitar pada 1999. (Foto: Reggy M. Prabowo via Indonesian Motocross History/FB).

Foto ini diambil di Kutai, Tenggarong, tahun 1984. Atep Dombret (134) tengah melompati rintangan besar dan mendarat di tanah datar — momen yang menegangkan sekaligus mengesankan. Siapa yang masih ingat detik-detik ini? (Foto: Indonesian Motocross History/FB)

Berkendara penuh gaya, Eddy Prasetyo (52) dari Yogyakarta menunjukkan aksinya di hadapan penonton. Jurug, tahun 1977. (Foto: Indonesian Motocross History).

A group of people riding motorcycles in the air

AI-generated content may be incorrect.

Kejuaraan Internasional Supercross 1993 di Stadion Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta. Pertarungan seru antara Jovie M. Saulog dan Johnny Pranata jadi sorotan utama. (Foto: Indonesian Motocross History).

Tim Honda tahun 1992: Wilman Jess Sunarko, Dadang Kalyubi (163), Utomo (mekanik Honda), dan Djoko Iman Santoso. Sebuah formasi solid yang mewarnai dunia motocross Indonesia di masanya. (Foto: Indonesian Motocross History).Ini bukan sekadar nostalgia. Ini adalah pengingat bahwa sejarah motocross Indonesia dibangun di atas kerja keras, keberanian, dan semangat kompetisi sejati. VMX Media mengangkat kembali potret-potret berharga ini sebagai bentuk penghargaan terhadap para pelopor dan pejuang lintasan. Karena sebelum kita menatap masa depan, kita harus belajar menghormati mereka yang telah membuka jalan. Tentu, ini masih terbatas dan masih banyak momen-momen bersejarah lain yang belum ditampilkan di dalam artikel ini. (dpu)