BANDUNG, VMXMedia.ID – Akhir pekan ini, tepatnya 25-26 Mei 2024, braaapers di wilayah Priangan Timur akan bisa menikmati event bergengsi Kejurda Grasstrack IMI Jabar. Yaa, Sirkuit Jati 2 Alam Baru Niaga Jaya Parahyangan Ancol, Cineam, Kab.Tasikmalaya, akan jadi saksi putaran perdana Kejurda.
“Kejurda Grasstrack IMI Jabar ini merupakan putaran perdana di 2024. Teman-teman di IMI Pengcab Tasikmalaya telah prepare dengan sangat baik. Ini bisa jadi role model utk pelaksanaan Kejurda berikutnya,” kata Ketua IMI Jabar Daniel Muttaqien Syafiuddin, kepada VMX Media, di ruang kantor IMI Jabar, Selasa (21/5).
IMI mengapresiasi langkah-langkah yang diambil IMI Tasikmalaya, karena persiapannya sudah maksimal. “Semoga selanjutnya event ini bisa dijadikan sebuah contoh bagi daerah-daerah lainnya yang menjadi tuan rumah,” kata Daniel yang terpilih sebagai anggota DPR RI Dapil Indramayu-Cirebon pada Pileg lalu.
Rencananya, akan ada tiga seri Kejurda. Setelah di Tasikmalaya, para pembalap garuk tanah akan berlaga di Sumedang pada bulan Juli, dan disusul Sukabumi sebagai tuan rumah pada bulan Oktober mendatang.
IMI Jabar pun menggelontorkan hadiah menggiurkan untuk event ini, yaitu total Rp120 juta. Adapun kelas yang akan diperlombakan terdiri dari 22 kelas, yaitu Trail Standar 4l 155 cc Pro (kejurda), Trail Tune Up 180cc Pro (kejurda), Campuran Sport Trail 4l 2l Pro, Trail Standar 155cc Pemula 18 tahun (kejurda) dan Trail Standar Pabrik 4l Pemula 18 tahun (kejurda),
Lalu, Bebek Standar 155cc Wanita (kejurda), FFA Wanita, Modif Open, Bebek Std Open, Bebek Std 2t Open, Bebek Std Lokal Tasikmalaya Non Prestasi dan FFA Lokal Tasikmalaya Non Pro, Bebek Std 15 Tahun, FFA 15 tahun, FFA Matic Open, Mini Moto Usia Maksimal 13 tahun, Mini Moto Usia Maksimal 10 tahun, Adventure Komunitas Non Pembalap, FFA Tni-Polri-Asn, MX Eksekutif dan FFA 35 tahun.
Kabid Roda 2 IMI Jabar, Irvan Octavian menambahkan, seluruh atlet Pelatda PON Jabar akan turun dalam Kejurda ini. “Tim Pelatda wajib ikut. Kalau kalah, dia paham kekurangan dan masih ada waktu untuk memperbaiki performa. Walaupun tak bisa juga dijadikan satu-satunya patokan untuk menilai atlet, karena kelas maupun motornya beda antara Kejurda dan PON,” kata mantan pembalap ini. (day)