Mengupas Akar Motocross: Transformasi dari Balapan Kampung di Inggris hingga Jadi Fenomena Global

By: Delisti Putri Utami | 21/02/2025
Mengupas Akar Motocross: Transformasi dari Balapan Kampung di Inggris hingga Jadi Fenomena Global

Awal Mula: Dari Scrambles hingga Motocross

Meskipun California Selatan saat ini dianggap sebagai pusat motocross modern, Amerika Serikat bukanlah tempat lahirnya olahraga balap motor paling ekstrem di dunia ini. Motocross bermula di Inggris pada awal abad ke-20 dan menyebar ke seluruh Eropa. Nama motocross sendiri berasal dari gabungan kata dalam bahasa Prancis untuk “sepeda motor” (moto) dan “cross country”.

Sebelum motocross berkembang menjadi seperti sekarang, balapan motor di medan tanah dan berlumpur sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Balapan off-road dalam bentuk Time Trials mulai diadakan oleh klub-klub Auto-Cycle di Inggris sejak awal 1900-an, bahkan kemungkinan sejak 1906. Pada tahun 1914, ajang Scott Trial pertama digelar di Yorkshire Moors.

Dilansir BikesportNZ.com, pada awal 1900-an, klub otomotif mengadakan uji coba waktu, yang kemudian berkembang menjadi versi off-road yang disebut “Scrambles”. Pada tahun 1924, balapan scrambles pertama yang tercatat secara resmi berlangsung di Camberley, Surrey, Inggris. Lintasan balapan ini dibuat di atas rute yang membentang melintasi perbukitan dan lahan pertanian terbuka.

Pada era awal ini, para pembalap mengenakan sedikit atau bahkan tanpa perlindungan, mengendarai sepeda motor yang lebih dirancang untuk jalan raya daripada medan off-road. Mereka berpacu dengan kecepatan tinggi di atas lintasan alami yang kasar di pedesaan Inggris. Mereka inilah para pionir berani yang membuka jalan bagi motocross modern yang kita kenal saat ini.

Selama beberapa dekade, olahraga ini terus berkembang dari lap ke lap seiring dengan peningkatan performa motor dan kualitas ban.

Pasca-Perang Dunia II: Lahirnya Motocross Modern

Setelah Perang Dunia II, surplus sepeda motor off-road eksmiliter yang dijual ke masyarakat di Inggris mendorong berkembangnya olahraga ini. Dengan teknologi yang lebih maju dibandingkan motor tahun 1930-an, motocross menjadi semakin kompetitif.

Pada tahun 1947, Motocross des Nations (MXoN) pertama kali diselenggarakan di Belanda. Tim Inggris, yang terdiri dari Bill Nicholson, Bob Ray, dan Fred Rist, menjadi juara pertama dalam sejarah kompetisi ini. Tahun 1951, Kejuaraan Motocross Inggris lahir, diikuti oleh Kejuaraan Motocross Eropa pertama yang diselenggarakan oleh FIM pada tahun 1952.

Pada akhir 1950-an, merek seperti Husqvarna, Jawa, dan Greeves mulai mengembangkan mesin 250cc dua tak, yang mengubah dunia motocross secara drastis. Tahun 1957, Kejuaraan Dunia Motocross resmi dimulai dengan diperkenalkannya kategori 250cc untuk sepeda motor khusus balap.

Era Perkembangan Pesat: Masuknya ke Amerika

Motocross mulai masuk ke Amerika pada pertengahan 1960, dan benar-benar meledak pada tahun 1970-an, bahkan hampir di seluruh dunia. Edison Dye, seorang distributor Husqvarna yang ingin mempopulerkan motor ringan Eropa di AS, turut punya andil dalam kepopuleran olahraga ini. Ia mengundang pembalap Swedia Torsten Hallman ke California. Hasilnya luar biasa—motocross langsung menarik perhatian banyak orang dan dengan cepat mendapatkan popularitas.

American Motorcyclist Association (AMA) mulai mengorganisir balapan dan mengadakan Kejuaraan AMA Motocross pertama pada tahun 1972. Peristiwa ini merupakan titik balik bagi balap motocross di Amerika Serikat dalam hal profesionalisme dan popularitas karena membantu mempopulerkan olahraga ini dan membawanya ke khalayak yang lebih luas. Balapan AMA Supercross pertama diadakan pada tahun 1974. Peristiwa ini juga sukses, dan membantu menetapkan supercross sebagai salah satu bentuk balap motor paling populer di Amerika Serikat.

Motocross terus berkembang dan menyebar. Seiring dengan meningkatnya popularitas motocross, perkembangan teknologi sepeda motor juga mengalami kemajuan pesat. Awal 1970-an menandai masuknya pabrikan Jepang ke dunia motocross. Suzuki menjadi merek Jepang pertama yang membawa motor motocross ke Inggris. Motor-motor ini cepat, seimbang, penuh dengan inovasi teknologi, dan memiliki warna mencolok. Selain Suzuki, pabrikan Jepang lainnya,  Kawasaki , juga menjadi pemimpin dalam pembuatan motor motocross dengan inovasi mereka. Tak ketinggalan, Honda, Yamaha, dan KTM juga mulai memainkan peran besar mereka dalam ledakan popularitas motocross di tahun-tahun berikutnya.

Pada tahun 1974, AMA memperkenalkan supercross—versi indoor dari motocross—yang dengan cepat menjadi sangat populer, dan menetapkan supercross sebagai salah satu bentuk balap motor paling populer di Amerika Serikat.

Era Keemasan dan Revolusi Teknologi

Dekade 1980-an dianggap sebagai “Era Keemasan Motocross AS.” Motor menjadi lebih cepat, lompatan semakin tinggi, dan popularitas olahraga ini melonjak. Supercross mulai disiarkan di televisi, menarik sponsor besar dan mengubah motocross menjadi fenomena global. Sepeda motor trail pun mulai muncul di berbagai film populer dan menjadi bagian dari budaya pop, menginspirasi generasi muda untuk ikut terjun ke dunia motor.

Seiring dengan perkembangan teknologi, motocross mengalami revolusi besar. Motor 4-tak yang sudah mulai dikembangkan pabrikan sejak akhir 1990-an, mulai menggantikan motor 2-tak pada awal 2000-an. Merek seperti KTM juga semakin berkembang, bersaing dengan pabrikan Jepang dalam inovasi dan performa.

Kini, motocross terus berkembang menjadi raksasa dalam dunia motorsport, yang tak hanya melahirkan disiplin supercross¸tetapi juga berbagai disiplin turunan lain seperti Freestyle Motocross (FMX), balap ATV, dan SuperMoto. Para pembalap motocross profesional bisa meraih hingga jutaan dolar dalam satu musim balapan. Balapan seperti AMA Supercross, SuperMotocross, Motocross des Nation, dan MXGP menjadi ajang paling prestisius bagi pembalap garuk tanah terbaik dunia.

Motocross di Indonesia

Motocross mulai masuk ke Indonesia pada era 1970-an, dibawa oleh pengaruh global dari Eropa dan Amerika Serikat. Saat itu, motocross dan grasstrack menjadi ajang balap yang sangat populer, bahkan keduanya dianggap sebagai perlombaan yang sama.

Pada era 1970-an hingga 1990-an, motocross Indonesia mengalami masa kejayaannya. Sejumlah kejuaraan motocross pun digelar di berbagai daerah dan berhasil menarik perhatian ribuan penonton. Beberapa nama besar seperti Popo Hartopo, Tonk Enk, dan Heru Susanto menjadi idola sekaligus inspirasi bagi para pembalap muda. Pada tahun 1978, Popo Hartopo yang turun di 4 kelas berbeda berhasil menjadi juara pertama dan mendapatkan piala dari Gubernur DKI Jakarta.Popularitas motocross di Indonesia mencapai puncaknya ketika Indonesia menjadi tuan rumah ajang motocross paling bergengsi di dunia, yaitu MXGP (Motocross Grand Prix) pada tahun 1995 di Yogyakarta. (dpu)