BANDUNG, VMXMedia.ID – Teknologi monoshock atau suspensi tunggal yang digunakan di motor-motor sport dengan kubikasi mesin besar yang banyak dijumpai di jalanan, ternyata awal mulanya adalah berasal dari inovasi yang dipelopori desainer asal Belgia Lucien Tilkens. Ia sudah merancang berbagai desain monoshock yang dimulainya sejak tahun 1960-an, dan di tahun 1972 barulah Guy Tilkens, anak dari Lucien Tilkens, melakukan pengujian terhadap rancangan monoshock yang dibuat oleh ayahnya tersebut.
Setelah serangkaian pengujian yang dilakukan oleh Guy Tilkens, barulah di tahun 1974 pabrikan motor asal Jepang yakni Suzuki tertarik untuk menggunakan rancangan monoshock dari Lucien Tilkens. Namun, saat Suzuki ditawari hak paten oleh Tilkens, Suzuki menolak, yang kemudian hak paten untuk inovasi tersebut dibeli oleh pabrikan pesaing, Yamaha.
Dilansir dari motorplus-online.com, motor yang pertama kali menggunakan teknologi monoshock adalah motor CZ 380 yang merupakan motor trail asal Cekoslovakia pada tahun 1968, yang merupakan rancangan Lucien Tilkens. Tilkens meyakini, konsep ini menghasilkan titik tekan lebih ke tengah motor, yang mana hal tersebut dianggap lebih stabil. Monoshock juga memiliki travel jarak main shock yang lebih panjang dan cocok dengan motocross
Pada tahun 1975 Yamaha menjadi pabrikan pertama yang menggunakan monoshock pada motor. Yamaha juga berhasil membuktikan hasil dari inovasi tersebut dengan menjadi juara dunia menggunakan motor YZ250.
Dari inovasi tersebut, Yamaha benar-benar berhasil mengubah kompetisi motocross lewat hak paten monoshock-nya. Di eera itu juga Yamaha menjadi yang pertama menerapkan monoshock pada motor Grand Prix mereka di kelas GP125, GP250, dan juga GP500. Hingga saat ini, monoshock sudah menjadi hal wajib yang diterapkan dalam pembuatan motor-motor besar, sport dan garuk tanah. (ss)