Bagi Anda pengguna motor manual, agar kendaraan lebih mulus saat melakukan perpindahan gigi, Anda memerlukan kopling sebagai komponen untuk menghubungkan antara roda gigi transmisi dengan poros engkol. Tentu Anda dapat mengatur tingkat kecepatan terhadap mesin kendaraan sesuai dengan kebutuhan Anda sebagai pengendara.
Mekanisme kerja kopling terbagi ke dalam dua sistem: kopling hidrolik dan kopling mekanik. Fungsi dari kedua kopling ini yaitu untuk menciptakan penekanan pada pegas diafragma untuk melepaskan clutch disk pada flywheel. Hal ini membuat putaran mesin akan terputus ke dalam transmisi.
Sebelum mengetahui apa saja perbedaan di antara keduanya, Anda perlu mengetahui pengertian, kelebihan, dan kekurangan dari keduanya sebagai berikut.
Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Kopling Hidrolik
Kopling hidrolik adalah sistem kopling yang menggunakan cairan hidrolik. Cairan hidrolik ini kemudian ditekan pada master silinder yang terhubung pada pedal kopling dan silinder piston pada shift fork.
Kopling hidrolik memiliki kelebihan untuk membuat kendaraan lebih ringan saat kopling beroperasi. Dalam motor trail, hal ini sangat berguna bagi para pebalap agar bisa tampil maksimal saat mereka balap di sirkuit.
Sedangkan kekurangan dari kopling hidrolik adalah kopling hidrolik rentan terhadap kebocoran pelumas dan korosi. Hal ini dapat menyebabkan perubahan temperatur udara sehingga berpengaruh terhadap kinerja kopling.
Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Kopling Mekanik
Kopling mekanik adalah sistem kopling yang menggunakan kawat baja. Kawat baja ini menghubungkan antara pedal kopling dan shift fork. Dalam hal motor trail, motor trail yang banyak beredar di pasaran biasanya sudah menggunakan kopling mekanik sebagai settingan bawaannya.
Kelebihan kopling mekanik adalah kopling tidak akan mengalami kebocoran pada pelumas karena sistem kerjanya yang telah menggunakan kabel.
Sementara kekurangan dari kopling mekanik adalah kopling mekanik berpotensi besar mengalami selip kopling karena tidak memiliki pelumas. Kawat pada kopling juga dapat mengalami pemuaian akibat panas.
Meskipun memiliki fungsi yang sama, antara sistem kopling hidrolik dan mekanik terdapat beberapa perbedaan. Simak perbedaan antara sistem kopling hidrolik dan mekanik di bawah ini:
1. Sistem Kerja
Sebagaimana dijelaskan dalam uraian di atas, sistem kerja kopling hidrolik menggunakan cairan berupa minyak pelumas sedangkan sistem kerja kopling mekanik menggunakan kabel.
Cara kerja piston hidrolik bersifat naik dan turun atau tarik dan ulur. Ketika Anda menarik handle kopling, oli hidrolik akan mengalir ke bagian bawah untuk menarik kabel kopling.
Sistem kerja pada kopling hidrolik dan mekanik berpengaruh terhadap gaya yang dihasilkan pada kedua jenis kopling tersebut.
Kopling hidrolik menghasilkan gaya yang lebih besar dibandingkan kopling mekanis. Saat tuas kopling ditekan, secara otomatis kendaraan tak perlu mengeluarkan tenaga banyak.
2. Pemasangan
Pada kopling hidrolik, pemasangannya sendiri membutuhkan banyak komponen. Serupa dengan pemasangan rem cakram, yaitu ada master silinder, slang penyalur minyak, dan piston hidrolik. Yang membedakan adalah di piston hidrolik bagian bawah.
Sebaiknya, pemasangan piston hidrolik dilakukan secara lurus agar dapat tahan lama. Karena jika tidak lurus, pelumas kopling hidrolik akan bocor.
Sedangkan untuk pemasangan kopling mekanik, Anda perlu merakit terlebih dahulu unit plat dan rumah kopling.
Pertama-tama, Anda perlu memberi sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling, kemudian masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling, lalu pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di bagian tengah.
3. Perawatan
Pada kopling mekanik, perawatan dilakukan dengan cara perawatan kabel, pelindung kabel, dan pelumasan kabel. Ketiga cara ini dilakukan untuk mencegah korosi yang menyebabkan kabel lebih mudah putus. Sebaiknya, perawatan pada kopling mekanik ini dilakukan secara rutin.
Sedangkan perawatan pada kopling hidrolik hampir tidak memerlukan perawatan sesering kopling mekanik. Supaya kinerja optimal, kopling hidrolik hanya membutuhkan cairan yang tersimpan di sebuah wadah khusus.
Namun meskipun perawatan kopling hidrolik tidak harus sesering kopling mekanik, kopling hidrolik memerlukan biaya perawatan yang lebih mahal daripada kopling mekanik.
4. Perbaikan
Kopling mekanik memerlukan perbaikan yang cukup merepotkan karena dalam jangka waktu tertentu, kabel bisa saja tiba-tiba terputus. Jika sudah begini, langkah yang harus dilakukan adalah menyambungkan kembali kabel. Akan tetapi, proses penyambungannya terbilang cukup sulit. Kalaupun berhasil, hasil kinerja kopling tidak sebaik sebelumnya.
Selain itu pula, clutch disk yang aus akan berpengaruh terhadap ketinggian pedal kopling. Oleh karena itu, Anda harus mengganti clutch disk kopling mekanik Anda dengan yang baru.
Sedangkan perbaikan pada kopling hidrolik tidak memerlukan pengaturan seperti pada kopling mekanik. Hal ini karena silinder piston akan melakukan pengaturan secara otomatis sesuai tingkat ketebalan clutch disk.
5. Harga
Dari segi harga, pemasangan kopling mekanik menggunakan baja dengan harga yang terbilang lebih murah. Hal ini karena perawatannya terbilang mudah dan harga kabel yang tidak terlalu mahal.
Sedangkan kopling hidrolik memiliki harga yang terbilang lebih mahal. Hal ini karena kopling hidrolik menggunakan banyak komponen seperti master silinder dan pipa sehingga total harga untuk sparepart-nya lebih mahal dibandingkan dengan kabel baja pada kopling mekanik.
Kesimpulan
Kopling hidrolik menggunakan minyak hidrolik dalam pengoperasiannya. Hal tersebut dapat membuat motor menjadi lebih ringan karena gaya yang dihasilkan lebih besar sehingga motor tak perlu mengeluarkan tenaga lebih banyak.
Sedangkan kopling mekanik menggunakan kabel dalam pengoperasiannya. Karena hal tersebut, kopling mekanik memerlukan perawatan yang sedikit lebih repot karena kabel harus diberi pelumas supaya dapat mencegah terjadinya korosi.
Dari uraian di atas, Anda lebih suka menggunakan kopling hidrolik atau mekanik?