Seperti Apa, ya, Warung Makan Idola Para Atlet Balap?

By: VMX Media | 06/05/2023
Seperti Apa, ya, Warung Makan Idola Para Atlet Balap?
Seperti Apa, ya, Warung Makan Idola Para Atlet Balap?

Written by: Dadan Hendaya

VMXMedia.ID – NAMANYA Mbak Eni. Di dunia balap motocross dan grasstrack, ia amat tersohor. Apakah ia mantan atlet jawara nasional? Atau pelatih yang menelurkan sejumlah atlet papan atas?

Oh, bukan, braaapers. Kalian salah sangka. Ibu-ibu sederhana ini adalah pemilik Warung Makan Salatiga. Menu andalannya adalah soto, rames, dan gudeg. Di kota Pulau Jawa mana pun, jika ada kejuaraan dirtbike yang berlangsung, warung makan ini selalu hadir menemani atlet, penonton, ataupun semua pihak yang terlibat.

Ya, inilah warung makan andalan dan favorit para atlet. Bukan semata harga yang bersahabat ataupun citarasa makanan yang enak, melainkan karena pendekatan kekeluargaan yang disentuh Mbak Eni.

“Setiap atlet, pelatih, mekanik, panitia, atau bahkan penonton, saya anggap sebagai keluarga sendiri. Ada ikatan emosional dengan mereka yang ada di dunia balap motor, jadi bukan semata bisnis. Adalah benar, bisnis alasan utama kami membuka warung, tapi menciptakan suasana kekeluargaan lebih kami utamakan,” ujar Mbak Eni, saat ditemui di kawasan Sirkuit Lantamal Gajah Mada, Mojokerto, Sabtu (6/5) siang.

VMX Media menyaksikan betapa para atlet usia dini begitu akrab makan sambil berbincang dengan Mbak Eni. Mereka tanpa sungkan mengambil makanan, seolah di rumahnya sendiri.

“Mereka tinggal ambil, nanti orang tua atau managernya tinggal membayar. Kadang mereka usai balapan langsung makan di sini, bukannya ke orangtuanya. Karena, ya, itu tadi, saya menganggap mereka sebagai anak-anak saya juga,” tutur Mbak Eni.

Bisnis warung makan yang ditekuni Mbak Eni dimulai tahun 2015 saat ikut sebagai tenant di acara Powertrack di Temanggung. Sejak itu, ia tak pernah melewatkan event apa pun yang terkait motor trail. Ia pun sudah tak bisa lagi membuka warung permanen di Salatiga.

“Karena setiap weekend pasti ikut nempel di kejuaraan motocross dan grasstrack. Misalnya, sekarang di Mojokerto sampai Minggu malam, Senin dan Selasa istirahat, Rabu sudah harus mempersiapkan segala hal untuk Kejurnas di Banten. Begitu seterusnya, karena setiap akhir pekan pasti ada acara,” katanya.

Ia mengaku mendapat keuntungan dari bisnis ini, dan bisa turut menciptakan lapangan pekerjaan bagi 8 karyawan. Bisnis ini bisa langgeng karena pola kekeluargaan yang dijalankannya. Misalnya saja, ia tak perlu menyewa tempat sebagai tenant, tapi sebagai kompensasinya, menyiapkan makan bagi seluruh panitia.

Ketika ditanya soal pesaing, Mbak Eni tersenyum, “Ya, kita menganggap semua pedagang bukan sebagai pesaing. Semua sudah ada rezekinya masing-masing. Saya gak perlu khawatir, yang terlibat di balapan adalah keluarga saya. Mereka akan selalu kembali ke sini.”