VMXMedia.ID – BANDUNG Sunggoro, legenda balap motocross Indonesia, telah meninggalkan kita pada pagi hari (7/8) tadi di Bandung. Kepergiannya ini meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga, sahabat, dan komunitas motocross.
Sebagai salah satu putra terbaik di dunia otomotif Indonesia, Bandung Sunggoro memiliki cerita panjang, unik, dan bersejarah di balik semangatnya dalam olahraga prestasi motocross.
Lahir pada 9 Februari 1958 di Bandung, Bandung Sunggoro adalah anak keempat dari enam bersaudara. Keluarganya memiliki latar belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan sang ayah, Kolonel CPM Bambang Soekoco, dan ibu, Sri Haningsih, yang aktif sebagai seorang pengacara.
Olahraga pertama yang digeluti Bandung Sunggoro adalah berkuda, sebelum akhirnya fokus pada dunia motocross. Karier profesionalnya dimulai ketika dia bergabung dengan tim pabrikan Yamaha. Mengendarai motor Yamaha DT 100, Bandung Sunggoro berhasil menjadi Juara Nasional di Solo pada tahun 1975, mengalahkan pesaing tangguh seperti Rinto Waluyo, Popo Hartopo, Iwan Bigmanto, Deli Efendi, Tony Sinyo Solo, dan Winot.
Prestasinya yang gemilang bersama Yamaha membuat pabrikan Suzuki Indonesia tertarik untuk mengajaknya bergabung. Di Suzuki, Bandung Sunggoro tetap menunjukkan ketangguhannya dan berhasil meraih gelar juara Nasional pada tahun 1977 dengan motor Suzuki DT 125.
Pada tahun 1978, Bandung Sunggoro menjadi bagian dari tim Indo Hero yang bersinergi dengan Factory Team Suzuki Indonesia. Bersama dengan rekan satu tim seperti Popo Hartopo dan Rinto Waluyo, Bandung Sunggoro menggunakan motor Suzuki RM 125B keluaran tahun 1978.
Karier balapnya kemudian membawanya ke ajang Internasional, di mana Suzuki Indonesia mengirimnya untuk berlatih dan memperdalam ilmu motocross di Jepang. Selama bertahun-tahun, Bandung Sunggoro tinggal di Jepang untuk belajar dari Juara Dunia Motocross lima kali 125cc, Akira Watanabe.
Keuletan dan kekuatan mental Bandung Sunggoro sebagai seorang juara semakin mengukuhkan posisinya sebagai yang terbaik di setiap balapan. Akira Watanabe melihat bakat luar biasa yang dimiliki Bandung Sunggoro dan yakin bahwa dia sangat cocok menjadi seorang pelatih motocross.
Oleh karena itu, Akira Watanabe memberitahukan kepada petinggi Suzuki Jepang untuk membawa Bandung Sunggoro dan memberikannya kesempatan untuk mendalami pelatihan sebagai instruktur balap.
Ijazah dari Suzuki Jepang itulah yang dimaksud oleh sang ibu, Sri Haningsih, bahwa Bandung mendapatkan “Ijazah Sarjana Motocross”.
“Bandung sangat berbeda dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain, yang cenderung memilih pendidikan formal. Dia adalah seorang anak yang baik, cerdas, dan patuh. Bandung cepat beradaptasi dan menguasai hal-hal baru yang ditemuinya. Jika sesuatu cocok dengan hatinya, Bandung akan mengejarnya dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa setelah mendapatkan restu dari omah dan apihnya, Bandung memutuskan untuk berkiprah di dunia balap motocross,” ungkap sang ibu.
Kembali ke Indonesia dengan ilmu yang mendalam, Bandung Sunggoro sukses membentuk beberapa pembalap muda seperti Joni Pranata, Satya Sunarso, dan Agy Agassy, yang berhasil meraih prestasi sebagai Juara Nasional. Hingga menjelang tutup usia, Bandung Sunggoro tetap konsisten dalam membina dan menginspirasi pembalap muda dengan mental dan skill yang dibutuhkan untuk menjadi juara. Sekolah balapnya yang bernama BRP MX School juga menjadi brand apparel yang mengusung nuansa motocross dalam desainnya.
Meskipun memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal, Bandung Sunggoro lebih memilih mengorbankan sekolahnya demi cinta mendalam pada motocross. Semangat dan dedikasinya kepada dunia balap motor tidak terbendung, bahkan saat mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 1988, ia tetap tegar berdiri di dunia motocross dengan semangat tinggi.
Bandung Sunggoro, sosok legendaris dengan kepiawaian mengendalikan motor dan humorisnya, akan selalu dikenang dalam sejarah motocross Indonesia. Dedikasinya sebagai seorang pembalap dan pelatih telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan olahraga balap motor di Tanah Air.
Semoga perjalanan kariernya yang gemilang menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin mengejar impian di dunia otomotif, khususnya motocross.
Selamat jalan, Bandung Sunggoro. Kenangannya akan tetap hidup dalam hati para penggemar dan pecinta balap motor Indonesia.