BANDUNG, VMXMedia.ID – Kejuaraan Dunia Motocross FIM (MXGP) tidak hanya menjadi panggung bagi para pembalap Eropa yang berbakat, melainkan juga menyaksikan dominasi gemilang dari para pembalap Amerika. MXGP memang memiliki sejarah yang sangat panjang, dimulai sejak tahun 1947, ketika legenda Swedia, Bill Nilsson, meraih gelar juara Dunia 500cc.
Dua puluh tahun kemudian, banyak hal telah berubah. Era keemasan Amerika di MXGP mulai menggeliat pada 1970-an, ketika para pembalap dari negeri Paman Sam mulai menunjukkan keberanian mereka di lintasan internasional. Jim Pomeroy menjadi sosok pertama yang dianggap serius dalam kompetisi ini, dan pada tahun 1973, ia membuat sejarah sebagai pembalap Amerika pertama yang memenangkan Grand Prix di Spanyol, di sirkuit Sabadell Terrassa, dekat Barcelona.
Namun, puncak kejayaan baru tercapai pada tahun 1982, ketika Brad Lackey dan Danny Laporte memenangkan Kejuaraan Dunia Motocross. Lackey menjadi pembalap Amerika pertama yang menyabet gelar ini, membuka pintu bagi gelombang kejuaraan yang akan datang dari negeri ini.
Era keemasan pembalap Amerika berlanjut hingga akhir tahun 1990-an, saat Trampas Parker, Donny Schmit, dan Bobby Moore secara berurutan memenangkan gelar dunia motocross pada tahun 1989, 1990, 1991, 1992, dan akhirnya pada tahun 1994. Ini adalah masa ketika pembalap Amerika mendominasi Kejuaraan Dunia Motocross dengan gemilang.
Meskipun kejayaan ini menjadi sangat mengesankan, terjadi pergeseran pada akhir tahun 1990-an. Sejak kemenangan Bobby Moore pada tahun 1994, pembalap Amerika kesulitan bersaing di panggung internasional, khususnya dalam merebut gelar kejuaraan. Mike Brown mencatat finis ketiga di Kejuaraan 125cc pada tahun 2000, tetapi sejak itu, tidak ada pembalap Amerika yang benar-benar mendekati kemenangan kejuaraan.
Namun, kejuaraan MX 125cc pada tahun 1994 menjadi momen istimewa dalam sejarah motocross Amerika. Setelah keheningan pada musim 1993, Bobby Moore kembali ke kejuaraan ini pada tahun 1994 dengan motor Yamaha YZ125 yang baru didesain ulang oleh Michelle Rinaldi.
Kemenangan demi kemenangan diraih oleh Moore, yang memastikan gelar Juara Dunia Motocross 125cc pada tahun 1994. Meskipun perebutan kembali oleh rivalnya, Alessio Chiodi, di beberapa balapan terakhir, keunggulan 36 poin yang diraih Moore membuatnya dinobatkan sebagai juara tanpa cela di Borgloom, Belgia.
Moore melanjutkan dominasinya dengan meraih kemenangan di balapan terakhir musim tersebut di Belgia, menutup musim seperti yang dimulainya, dengan gemilang. Meskipun keberhasilannya menjadi penanda akhir dari dominasi Amerika di Kejuaraan Dunia Motocross, nama-nama seperti Tallon Vohland, Thomas Covington, dan Ryan Villopoto tetap mencoba mengukir prestasi mereka di panggung internasional.
Saat ini kesuksesan pembalap Amerika di Kejuaraan Dunia Motocross memang tinggal kenangan indah, tetapi tantangan terus berlanjut. Sejak tahun 1994, para pembalap Amerika telah mengalami kesulitan dalam merebut gelar kejuaraan, tetapi semangat kompetisi terus hidup dengan munculnya generasi baru pembalap seperti Jack Chambers. Meskipun mereka mungkin belum mencapai dominasi masa lalu, semangat kompetitif yang tak pernah pudar terus menjadi pendorong bagi para pembalap Amerika di panggung global motocross. (dpu)