NEWS.VMX.ID – Tidak ada kata menyerah dalam hidup menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh Wawan Kadri, pembalap yang kini sedang menekuni enduro, dalam menjalani kehidupannya. Prinsip ini pulalah yang kemudian berhasil mengantarkan pembalap asli Bugis, Sulawesi ini ke jenjang karier sebagai pembalap yang kompeten dan patut diperhitungkan di kelasnya.
Wawan Kadri telah merintis kariernya sebagai pembalap sejak ia masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Bukan enduro, dunia garuk tanah pertama yang ditekuni oleh pembalap kelahiran 10 Oktober 1993 ini justru grasstrack. Saat itu di Indonesia enduro belum sepopuler saat ini dan grasstrack menjadi salah satu olahraga ekstrem yang terbilang murah dibandingkan dengan motocross. Alasan inilah yang melandasi Wawan Kadri untuk memilih terjun sebagai pembalap grasstrack.
Keputusan Wawan Kadri untuk menjadi seorang pembalap sendiri berawal dari kesenangannya terhadap dunia motor dan ketertarikannya terhadap sesuatu yang menantang. Saat itu, ia penasaran dengan aktivitas balapan yang dilakukan oleh orang lain. Untuk memenuhi rasa penasarannya ini, ia pun mencoba ikut balapan grasstrack ketika ada orang yang mengajaknya balapan.
Setelah mencoba balapan, pembalap yang kini sedang menetap di Samarinda ini menemukan titik keseruannya. Sejak saat itulah ia terus mengeksplorasi kemampuan balapnya dengan mengikuti berbagai bentuk kejuaran grasstrack, bahkan pada kejuaraan nasional grasstrack 2013 ia dinobatkan sebagai juara umum untuk kelas pemula.
Selama menekuni grasstrack, Wawan Kadri lebih banyak mengikuti kejuaraan daerah. Sudah puluhan kejuaraan grasstrack tingkat daerah yang ia ikuti. Tidak sedikit di antaranya ia berhasil masuk tiga besar, bahkan mampu menempati podium pertama.
Meskipun lebih sering mengikuti kejuaraan tingkat daerah, Wawan Kadri juga sesekali mengikuti kejuaraan grasstrack tingkat nasional dan Indiel. Misalnya, Indiel yang diselenggarakan di Blora dan kejurnas yang dilangsungkan di Semarang.
Dapat dikatakan bahwa nama Wawan Kadri di dunia balap grasstrack sudah besar dan namanya semakin besar di dunia balap ketika ia menekuni enduro. Sejak 2018 grasstrack bukan lagi balapan utama yang diikuti oleh Wawan Kadri. Mulai saat itu kejuaraan grasstrack hanya menjadi pengisi waktu luang balapnya di Samarinda.
Hal tersebut berkaitan dengan keputusan ia untuk beralih menjadi pembalap enduro, olahraga ekstrem yang mulai populer dan banyak digandrungi di Indonesia sejak 2018 lalu. Hingga saat ini, ia telah malang-melintang sebagai pembalap enduro selama kurang lebih lima tahun.
Selama waktu tersebut Wawan Kadri banyak mengikuti kejuaraan enduro, mulai dari kejuaraan yang skalanya daerah sampai internasional. Untuk kelas nasional, nama Wawan Kadri tidak perlu diragukan lagi. Ia sudah banyak mendapatkan kemenangan.
Berkat ketekunannya, ia juga telah banyak nangkring di podium pertama dan sudah pernah juara nasional di beberapa kejuaraan, bahkan hampir kejuaraan di semua provinsi pernah diikutinya. Misalnya, pada event Black Parade Moto Enduro ke-8, 9, dan 10 ia berhasil meraih podium pertama. Pada event Uncle Hard Enduro 2019, kejuaraan enduro yang bergengsi, ia bahkan mampu menempati podium ketiga untuk kelas nasional.
Menurut Wawan Kadri, fokus dan percaya diri menjadi langkah awal untuk bisa mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, di dunia balap ini ia selalu fokus ke depan dengan belajar dari masa lalu dan percaya diri untuk bisa menghadapi tantangan yang lebih berat di depannya.
Kini pembalap yang sudah menggeluti dunia motor trail sejak kelas dua SMA ini terus berjuang untuk bisa naik kelas menjadi pembalap top dunia. Usahanya untuk bisa mencapai tahap tersebut adalah dengan mulai mengikuti kejuaraan bertaraf internasional. Hingga saat ini, setidaknya ia telah mengikuti dua event internasional.
Pertama, pada Oktober lalu Wawan Kadri mengikuti Hixpania Hard Enduro, event enduro dunia yang diselenggarakan di Spanyol. Di event tersebut ia mengikuti kelas pro yang dihuni oleh pembalap kenamaan dunia. Di event tersebut ia berhasil finis di urutan ke-46 dari 500 lebih peserta.
Kedua, pada November bulan ini Wawan Kadri mengikuti Uncle Hard Enduro untuk kelas internasional yang diselenggarakan di Banjarmasin pada 25-27 November. Ia menjadi satu-satunya pembalap yang mewakili Indonesia untuk bersaing dengan para pembalap dunia. Pada event dengan medan terberat ini ia berhasil finis di urutan ke-10.
Meskipun belum berhasil meraih podium di kelas internasional, pembalap yang mengidolakan Graham Jarvis ini tidak pernah putus asa berjuang. Dalam hidupnya, ia tidak pernah mengenal kata menyerah. Ia akan terus berjuang dan belajar dari setiap lintasan yang pernah dihadapinya.
Ada beberapa hal yang selalu dilakukan oleh Wawan Kadri agar bisa berhasil finis, bahkan menempati podium di kejuaraan enduro. Pertama, konsisten latihan di jalur dan cuaca yang ekstrem sehingga pada saat mengikuti kejuaraan enduro dengan medan yang berat, ia sudah terbiasa. Kedua, menjaga ketahanan fisik dengan olahraga. Misalnya, melakukan hiking atau berenang. Ketiga, cepat mempelajari situasi alam. Keempat, melawan emosi untuk tetap tenang selama berada di lintasan.
Pada 2023 mendatang Wawan Kadri menargetkan untuk bisa mengikuti kejuaraan enduro yang diselenggarakan di Romania.