NEWS.VMX.ID – Nama Darish Nail Budiman tidak akan absen dari pembicaraan pembalap bertalenta Kota Bandung. Pemuda kelahiran 15 Juli 2005 ini sudah mulai menekuni dunia balap motocross saat usianya masih 6 tahun.
Siapa sangka, sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia balap, Darish sama sekali tidak tertarik dengan dunia itu. Ia bahkan mempunyai ketakutan tersendiri terhadap motor. Saat berkunjung ke bengkel milik alm. ayahnya, misalnya, ia tidak kuasa mendengar suara motor yang meraung.
Ketakutan Darish terhadap motor lambat laun sirna. Lingkungan tempat ia tinggal mengubah semua itu. Alm. ayahnya yang seorang mantan pembalap grasstrack dan teman-teman sepermainannya yang sudah lebih dulu menggeluti dunia garuk tanah mulai menumbuhkan rasa cinta dan ketertarikan Darish terhadap dunia motor, khususnya balap.
Masih terekam dengan baik di benaknya, momen ia menemukan rasa ketertarikannya terhadap balap terjadi saat teman-temannya mengajak dirinya berlatih motor di Punclut. Di sana ia melihat kelihaian dan keseruan teman-temannya bermanuver. Sejak saat itulah, ia mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pembalap. Kala itu motocross dipilih olehnya karena mempunyai tantangan yang lebih besar dibandingkan dengan road race dan grasstrack.
Keinginan Darish untuk menjadi pembalap disambut dengan antusias oleh keluarga, terutama alm. ayahnya, Rudi Ephol. Salah satu bentuk dukungan alm. ayahnya adalah dengan menjadi mentor balap terbaik untuk Darish selama satu dasawarsa atau hampir sepuluh tahun.
Meski sudah mulai menggeluti dunia garuk tanah sejak 2011, Darish baru aktif mengikuti balapan pada 2013. Kejuaraan pertama yang ia ikuti adalah Sunday Race di Kopo yang diselenggarakan oleh VMX. Di kejuaraan pertamanya pembalap dengan nomor start 215 ini mengikuti kelas 50cc dan berhasil naik di podium ketiga.
Selama berkarier di dunia balap, satu-satunya pembalap Indonesia yang berkacamata saat balapan ini aktif mengikuti kejuaraan motocross tingkat daerah dan nasional. Meski perjalanan balapnya tidak selalu mulus dan acapkali berhenti di lima besar, ketekunannya telah menorehkan banyak prestasi dengan menempati podium.
Pada 2017 ia menjadi runner up kejurnas motocross untuk kelas 65cc Pro, 4 kali berturut-turut juara umum kejurda Jawa Barat dengan rincian 2016-2017 juara umum kelas 65cc Pro dan 2018-2019 juara umum kelas 85cc, serta medali perak kelas Trail Standar 155cc (14-17 tahun) di Porprov 2022.
Dari sekian banyak momen berharga yang terjadi di dalam perjalanan karier balapnya, salah satu momen yang paling berkesan bagi pembalap yang sangat memegang teguh sportivitas saat balapan ini adalah saat dirinya berpartisipasi di PON 2021 yang dilaksanakan di Papua.
Darish menuturkan bahwa meski secara hasil kejuaraan tersebut tidak memuaskan, pengalaman yang ia dapatkan justru sangat besar. PON 2021 menjadi kejuaraan pertama yang ia ikuti di luar Pulau Jawa dan yang membuatnya merasa lebih bangga adalah ia bertarung dengan membawa nama daerah.
Bagi Darish, kunci kemenangan saat berada di lintasan adalah skill, fisik, dan keberuntungan. Agar skill balapnya terus meningkat, secara rutin, ia selalu latihan simulasi balap, latihan fisik, dan mempelajari situasi saat di lintasan.
Beberapa pelajaran yang ia dapatkan dari lintasan adalah pentingnya ketenangan, kecepatan dan kejelian membaca lintasan, memperhatikan pembalap lain, dan yang terpenting adalah ketekunan karena tidak semua hal bisa dicapai secara instan.
Selama berkarier di dunia balap, pembalap yang sempat bergabung dengan NRF MX Team pada 2019-2021 ini telah mengalami beberapa kali cedera. Pada 2013 ia cedera di bagian bahu sebelah kiri, 2016 dislokasi bahu sebelah kanan, dan yang terparah ia mengalami cedera patah pergelangan tangan bagian kiri. Pada saat mengalami patah pergelangan tangan bagian kiri ini ia sampai harus menerima tindakan operasi.
Meskipun tidak mudah dan cedera selalu menghantui perjalanan kariernya di dunia balap, Darish tidak pernah kehilangan semangat untuk terus berjuang dan membesarkan namanya. Hal ini ia lakukan karena sangat menyenangi dunia balap dan melalui dunia itu, ia ingin membanggakan kedua orang tua yang telah mendukungnya sejak awal.
Bagi Darish, alm. ayahnya menjadi sosok yang mempunyai peran yang sangat besar dalam perjalanan karier dirinya di dunia balap. Apabila diibaratkan, alm. ayahnya adalah otak dari segala hal. Salah satu pelajaran berharga yang ia dapatkan dari sosok alm. ayahnya ini adalah pentingnya untuk selalu semangat dan tidak menyerah. Apabila ada keterbatasan, hidupkan kreativitas dan coba cari jalan lain sampai bisa.
Pentingnya peran alm. sang ayah sangat Darish rasakan ketika beliau meninggal dunia pada 2021. Sejak alm. ayahnya meninggal dunia, perubahan besar terjadi dalam hidup Darish, terutama dari segi psikologis dan balap.
Alm. ayahnya merupakan satu-satunya orang yang mementori Darish dari sejak awal terjun ke dunia balap. Setelah alm. ayahnya meninggal, tidak ada lagi yang mementori dirinya. Oleh karena itu, ia harus melakukan eksplorasi secara mandiri.
Saat ini sampai pertengahan 2023 nanti Darish memutuskan untuk vakum sebentar dari dunia balap. Selain untuk menyegarkan pikiran dan kondisi psikologisnya setelah kepergian alm. sang ayah, hal ini ia lakukan agar bisa fokus dengan kegiatan pondok.
Saat kembali ke dunia balap pada 2023 nanti Darish akan naik ke kelas MX2 dan ingin mencoba mengeksplorasi kemampuan balapnya di dunia grasstrack sambil mencari tim yang tepat. Selain itu, ia juga menargetkan untuk menjuarai kejuaraan-kejuaraan yang ia ikuti nanti.