VMXMedia.ID – TITEL legenda sejati dalam dunia motocross layak disematkan kepada Harry Everts. Mantan pembalap Belgia itu telah meninggalkan jejaknya yang abadi dalam sejarah olahraga garuk tanah. Meskipun terlahir dengan tantangan fisik, Everts mampu mengukir prestasi gemilang dengan meraih empat Kejuaraan Dunia Motocross dalam kariernya. Namanya pun tidak hanya dikenal sebagai seorang juara, melainkan juga sebagai individu yang mewarisi bakat luar biasa dalam keluarganya.
Putra dari Harry Everts, Stefan Everts, rupanya mewarisi semangat juang ayahnya. Ia bahkan menyabet 10 gelar Kejuaraan Dunia Motocross. Bahkan kini cucunya, Liam Everts, juga telah mencatatkan namanya dalam sejarah dengan kemenangan Grand Prix-nya. Ini adalah keluarga yang memancarkan dedikasi dan kecintaan terhadap dunia motocross.
Dilaporkan mxgp.com, salah satu momen paling bersejarah dalam karier Harry Everts adalah pertarungan epiknya dengan Akira Watanabe, Juara Dunia MX Jepang pertama dan satu-satunya. Pertemuan ini terjadi di Belgia dan diukir sebagai salah satu momen paling penting dalam perjalanan balap Everts.
“Berpacu melawan Akira Watanabe,” kata Everts, “adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dia tangguh. Meski di usianya yang sudah tak muda lagi, ia masih mampu bersaing. Saya kuat di cuaca panas. Kami saling menatap sebelum balapan, dengan niat membunuh di trek, tetapi pada akhirnya, kami memiliki banyak momen bersama di luar lintasan.”
Harry Everts juga mengingat dengan penuh rasa kebahagiaan salah satu balapan favoritnya di sirkuit Namur, Belgia. Meskipun gagal meraih kemenangan saat beralih ke kelas 500cc, kegagalannya tersebut tidak memadamkan cintanya pada trek yang telah menjadi saksi awal mula ia mulai tertarik terhadap dunia motocross.
“Saya tidak memenangkan GP, tapi trek itu adalah trek favorit saya sejak kecil,” kenang Everts. “Itu adalah tempat pertama kali saya melihat balapan motocross. Saya masih kecil, melihat nama-nama besar seperti Rolf Tibblin, Adolf Weil, Bill Nilsson. Semuanya adalah papan atas pada masa itu. Meski harus berjuang dengan motor Suzuki 500cc yang tidak begitu baik pada saat itu, saya merasa bisa memenangkan balapan itu. Masih ingat sekali, kala itu adalah tahun 1979.”
Selain sebagai juara dan peserta balapan, Harry Everts juga mencitrakan dirinya sebagai pelatih utama yang sukses membimbing putranya, Stefan, ke Kejuaraan Dunia. Kini, pada usia 70-an, antusiasme Harry Everts terhadap motocross tidak berkurang. Ia masih aktif membantu pembalap muda seperti Pauls Jonass, cucunya Liam, dan banyak lagi.
Harry Everts bukan hanya seorang pemenang, melainkan juga sosok inspiratif yang membuktikan bahwa semangat dan ketekunan dapat mengatasi segala rintangan. Dengan warisan kemenangan dan semangatnya yang terus berkobar, Everts tetap menjadi salah satu tokoh paling dicintai di paddock Grand Prix.