VMXMedia.ID – BALI, pulau yang terkenal dengan keindahannya, bukan hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, melainkan juga menjadi basis bagi tim balap motocross yang penuh semangat dan berbakat.
Tim yang menjanjikan asal Pulau Dewata tersebut adalah Bali MX. Tim ini telah mencetak jejaknya dalam komunitas balap motocross selama hampir 20 tahun dengan keberhasilan mereka dan semangat yang tak tergoyahkan.
Berawal dari komunitas, Bali MX hadir menyemarakkan dunia motocross dengan semangat keterbukaan anggota. Siapa pun yang mau bergabung, pintu selalu terbuka lebar. Di bawah kepemimpinan Tjok Vicky Sudharsana, seorang mantan pembalap motocross berpengalaman era 80-an, pada 2004 tim ini mulai serius menggaungkan namanya dan membentuk fondasi mereka dengan tekad dan semangat yang kuat untuk meraih kesuksesan di dunia balap motocross.
Bali MX memiliki tim pembalap yang terdiri dari beberapa talenta berbakat. Saat pertama kali berdiri, 3 pembalap yang dibina adalah Ade Surya, Bastian, dan Diva Ismayana. Lambat laun, jumlah pembalap yang dibina pun semakin bertambah, seperti Ferdika, Saka, Dade, Vito, Vio, Mour, Reyhan, Yassiin Somma, hingga Maliki Somma.
Masing-masing dari mereka memiliki dedikasi yang luar biasa terhadap olahraga ini dan telah mengukir nama mereka dalam berbagai kompetisi lokal, nasional, hingga Asia. Tidak sedikit pembalap hebat telah dilahirkan Bali MX, bahkan pada 2012 Bali MX mencapai puncak kejayaannya, dengan mendominasi banyak kejuaraan.
Tiga pembalapnya, yakni Maliki, Yassiin, dan Ferdika mampu menjadi Juara Nasional di kelasnya masing-masing. Tak hanya sampai di sana, kelas executive juga berhasil didominasi tim ini. Kejayaan yang dimiliki Bali MX kemudian bertahan hingga 2014, sebelum akhirnya mulai meredup akibat beberapa pembalap andalannya berkurang karena perpindahan tim.
Kendati demikian, hal ini tidak lantas membuat Bali MX sepenuhnya meredup. Pada 2019, tim ini kembali menunjukkan taringnya dengan kesuksesannya mengantarkan Diva Ismayana menjadi Juara Supercross Asia. Ia bahkan menjadi pembalap pertama Indonesia yang bermain di Supercross tingkat Asia. Hingga kini, Diva Ismayana menjadi salah satu pembalap terbaik Indonesia yang berlaga di kelas MX2.
Tak hanya dari segi pembalap yang mumpuni, Bali MX juga kerap menjadi trendsetter, baik dari segi motor maupun teknologi. Tidak jarang juga para pembalap atau tim lain datang untuk bertanya tentang segala hal yang berkaitan dengan balap.
Sosok Tjok Vicky memang dikenal baik di kalangan komunitas motocross. Ia mengajari anak binaannya dari nol hingga bisa menjadi pembalap andal. Dalam hal mendidik, ia tidak pandang bulu. Ia akan memperlakukan semua pembalapnya dengan cara yang sama.
Tjok sangat menyukai orang maju, terlepas dari latar belakangnya siapa. Salah satu pembalap legendaris yang pernah menjadi anak didiknya adalah Joni Pranata.
“Komitmenku keras kalau ngajar. Marahnya sama, ngasih fasilitasnya sama. Tidak ada yang dibeda-bedakan,” ungkapnya.
Menurut Tjok Vicky, jika ingin membuat sebuah tim, harus rela menjadi pelayan. Secara manajemen, ia memang bos. Namun, jika sudah berbicara balap, yang menjadi bos bukanlah dirinya, melainkan para pembalapnya. Dalam hal ini, para pembalap harus diperlakukan dengan baik. Hal inilah yang ia terapkan dan membuat Bali MX konsisten dan tetap eksis hingga saat ini.
Tak berhenti di sana, komitmen juga menjadi kunci penting yang membuat Bali MX tetap eksis dan bertahan hingga saat ini. “Komitmen itu sangat perlu karena kita tidak bisa keluar dari komitmen. Jika kita sudah enggak komit sekali atau dua kali, udah enggak akan dipercaya orang,” jelasnya.
Komitmen ini tidak hanya dilakukan dan diterapkannya kepada para pembalapnya, melainkan kepada semua pihak, termasuk sponsor. Berkat hal ini pulalah Bali MX bisa menciptakan atmosfer kerja sama yang baik dengan banyak pihak.
Dapat dikatakan, Bali MX mempunyai cara unik dalam men-treatment para pembalapnya, mulai dari cara latihan hingga mindset. “Treatment-nya macam-macam, terutama di mindset. Jadi, kalau kamu merasa pintar saat itu, udah kamu runtuh. Kalau merasa bodoh, kan, pengen belajar terus. karena ilmu, kan, berkembang,” tuturnya.
Dalam hal ini, Tjok Vicky selalu mengajak para pembalapnya untuk tidak berhenti belajar dan selalu sadar akan kekurangannya untuk kemudian diperbaiki. Dan yang tidak kalah penting adalah tidak hanya belajar dari kekurangan diri sendiri, tetapi juga dari kehebatan lawan.
Bali MX juga mempunyai cara yang unik dalam hal latihan fisik. Agar para pembalapnya merasa senang dan tidak merasa tertekan, latihan fisik dibuat dengan konsep bermain, bukan konsep seperti latihan tentara.
“Fisik saya itu main. Lari di pasir, main kano, baru kemudian ke rumah main gym, naik sepeda 60 km. Kami di bali style-nya berbeda agar menyenangkan. Jika mereka sudah happy, baru dibuat saingan di antara mereka. Mereka egonya, kan, keluar. Kita buat perlombaan, tapi main,” jelasnya.
Tim balap motocross asal Pulau Dewata ini, ternyata tidak hanya sukses di dunia balap saja, tetapi juga memiliki dedikasi yang besar terhadap kegiatan sosial. Dalam upaya untuk memberikan dampak positif pada komunitas sekitar dan menginspirasi generasi muda, Bali MX telah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.
Misalnya, pada 2020 lalu, semua pembalapnya diturunkan untuk melakukan fogging dan pembagian masker kepada warga setempat di Bali. Uang yang digelontorkan pun tak tanggung-tanggung, yakni mencapai angka milyaran. Hal ini membuktikan, Bali MX tidak hanya mempunyai komitmen yang kuat untuk menjadi wadah yang melahirkan para pembalap hebat, melainkan juga memberikan manfaat kepada masyarakat.
Saat ini squad Bali MX diperkuat 3 pembalap, yaitu I Gusti Ngurah Diva Ismayana di kelas MX2, I Putu Raditya Permana Putra di kelas MX2 Novice, dan Satria Putra Wijaya di kelas MX 85cc.
Semangat yang dibawa Bali MX pun masih tetap sama, yakni menginspirasi dan mendorong semangat balap motocross di Bali dan Indonesia secara keseluruhan, dengan komitmen untuk melahirkan pembalap-pembalap muda berbakat, membangun lingkungan balap yang inklusif, dan berkontribusi pada perkembangan olahraga ini di tingkat nasional dan internasional.