Komunitas Motocross dan Grasstrack Berikan Usulan Pembaharuan Regulasi Untuk IMI, Ini Dia Pointnya

By: VMX Media | 28/01/2022 | 1022
Komunitas Motocross dan Grasstrack Berikan Usulan Pembaharuan Regulasi Untuk IMI, Ini Dia Pointnya

VMX.ID – Menjelang Rakernas IMI ( Ikatan Motor Indonesia ) komunitas  Motocross dan Grasstrack Indonesia ( MGI ) berdialog dan mengumpulkan masukan materi yang terhubung dengan regulasi. Kumpulan opini dan masukan dari komunitas MX dan GTX ini Harus saling mendukung antara Pembalap,Team, Penyelenggara dan IMI. Meski IMI adalah anggota FIM, dalam hal regulasi idealnya menggunakan fakta dan situasi di Indonesia. Regulasi FIM memang harus di ikuti, tapi juga wajib di sesuaikan dengan ke arifan lokal secara tekhnis dan pelaksanaannya.

Dalam event Motocross dan Grasstrack, kebijakan dan penyesuaian regulasi banyak yang belum bersinergi dengan kondisi dan situasi dari sisi usia dan prestasi pembalap. Contohnya pembalap yang belum pernah juara dan diwajibkan naik kelas berdasarkan takaran usia, sebenarnya menjadi satu point masalah sepinya kelas di kejuaraan motocross.

Solusinya, MX 2Junior, MX 2, MX 1 sebaiknya di hapus soal Batasan usia. Lebih bijaksana kalau kelas – kelas tersebut dibebaskan saja soalusianya. Kalau pembalap belum pernah juara dan diwajibkan naik kelas, dipastikan akan berhenti balap. Penyebabnya, soal psikologi, harus upgrade motor.

Juga ketika pembalap yang belum siap naik kelas, ketika dipaksakan naik kelas sesuai usia akan berdampak frustasi. Misalnya di kelas barunya selalu di overlap, bias terjadi frustasi berhenti balapan atau minimal pindah strata ke Grasstrack.” Sebaiknya berdasarkan  pandangan komunitas motocross, kalau yang tidak pernah juara diberikan kesempatan tetap di kelas nya, agar supaya kelas tersebut tetap ramai. Jadi untuk hindari keadaan sudah tidak pernah juara harus naik kelas, dijamin berhenti balap. Di negara – negara lain yang lebih maju juga menerapkan peraturan begitu,” Bilang Irwan Ardiansyah.

Usulan Komunitas MX- GTX untuk di masukan sebagai regulasi :

1. Pembatasan usia  ( dihapusnya Batasan usia untuk di kelas MX 2    Junior, MX 2 dan MX 1 )

2 untuk pembalap 85cc diperbolehkan mengikuti balap di kelas 125cc  dengan syarat jika lolos QQT

3. Standarisasi circuit dan infrastrukturnya

4.Regenerasi pejabat komisi MX

5. Pembalap boleh mengikuti lebih dari satu kelas diatas kelas yang utama yang diikuti dan batasan umurnya masih cukup.

6. Standarisasi Tenaga medis professional di Motorsport

7. Pembalap 2 kali juara nasional di kelas  otomatis naik kelas dan tidak perlu masalahkan Batasan usia.

8. Juara Nasional Grasstrack naik jenjang ke Motocross dengan berpatokan pada event Kejurnas ataupun event Non Kejurnas yang di rekomendasi oleh IMI

9. Jalankan komisi safety sirkuit dengan memberi surat tugas resmi dari PP. IMI untuk bertugas di setiap event.

10. Lebih aktifkan Pejabat Off Road Roda dua dan Jajaran pejabat Komisi  nya untuk turun ke lapangan dan membuka diri mengajak dialog Perwakilan Komunitas Motocross dan Grasstrack.

10. Harus di bentuk Tim evakuasi yang mendampingi Flag Marshal & Tim Medis dalam suatu crash dan di masukan kedalam buku peraturan

Selain usulan perbaikan regulasi berdasarkan  kebutuhan dan fakta di lintasan dan event juga di sampaikan perihal standarisasi sirkuit.  Antara regulasi dan standarisasi sirkuit sangat berkaitan dalam point safety dan proposional ke event yang akan membawa lebih professional. Di tahun – tahun kebelakang, soal standarisasi sirkuit mencakup lay out sirkuit, akses jalan ke sirkuit dan infrastruktur penting lainnya seperti paddock area, tempat penonton dan parkir kendaraan.

Untuk mewujudkan regulasi yang lebih memahami sesuai dengan realitas mendukung kompetisi sehat dan mendukung penuh prestasi pembalap, semangat team sehingga event menjadi ramai peserta dan penonton. Uraian diatas, pejabat IMI sesuai bidangnya mulai dari Direktur Off Road Roda Dua dan Pejabat – pejabat Komisi harus lebih intens berdialog dengan komunitas Motocross dan Grasstrack.

Perlu diketahui, saat ini di Indonesia yang mempunyai FIM Official Licence yang masih berlaku hanya satu orang saja. Pemilik Lisensi tersebut adalah orang tua pembalap. Tentunya ini yang harus di perhatikan oleh IMI, untuk menyertakan sosok dan figure yang tepat mengikuti ujian lisensi FIM. Catatan penting nya yang di sertakan itu merupakan bagian dari regenerasi dan pembaharuan SDM, agar lebih fresh dan mempunyai kemampuan lebih matang membangun industry kompetisi yang lebih punya nilai kearifan lokal Indonesia. Semoga kolaborasi antara komunitas Motocross dan Grasstrack Indonesia dan IMI bisa berjalan sesuai atensi yang di tetapkan dalam regulasi.