Tim Gajser Mengejar Ketertinggalan, Mampukah Ia Merebut Gelar Juara Dunia MXGP di Seri Terakhir?

By: Delisti Putri Utami | 27/09/2024
Tim Gajser Mengejar Ketertinggalan, Mampukah Ia Merebut Gelar Juara Dunia MXGP di Seri Terakhir?
Foto: mxgp.com

COZAR, VMXMedia.ID – Musim MXGP 2024 memasuki babak akhir yang menegangkan.  Putaran terakhir di Cozar, Spanyol, pada 28-29 September besok akan menjadi ajang penentuan gelar juara dunia di kelas MXGP dan MX2.

Meskipun musim ini telah penuh dengan kejutan, dominasi, dan perubahan klasemen yang dramatis, tiga pembalap di kelas MXGP—Jorge Prado, Tim Gajser, dan Jeffrey Herlings—masih memiliki peluang untuk merebut mahkota juara dunia. Dengan selisih poin yang tipis, persaingan ini layaknya permainan catur di lintasan, yang membuat setiap manuver dapat menentukan hasil akhir.

Jorge Prado: Memimpin dengan Beban Ekspektasi

Jorge Prado, pembalap Spanyol dari Red Bull GASGAS Factory Racing, telah berada di puncak klasemen hampir sepanjang musim dengan mengumpulkan 943 poin. Prado dikenal dengan gaya balapannya yang konsisten dan agresif, terutama dalam start yang sempurna. Salah satunya ia sering mendominasi holeshot. Kekuatan Prado adalah kemampuannya menjaga ritme di depan dan mempertahankan posisi tanpa banyak kesalahan.

Namun, keunggulannya yang hanya tujuh poin dari Tim Gajser membuat posisinya belum aman. Cozar, sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya, menjadi medan pertempuran yang krusial bagi Prado untuk memanfaatkan keunggulan publik Spanyol yang sangat mendukungnya. Sirkuit baru ini memberi tantangan tersendiri, terlebih strategi adaptasi terhadap trek yang belum teruji akan sangat berpengaruh.

Ekspektasi untuk melihat Prado meraih kemenangan di rumah sendiri sangat tinggi. Namun, tekanan psikologis untuk menjadi juara dunia di depan fans lokal dapat menjadi pisau bermata dua. Jika Prado mampu mengendalikan emosinya dan tetap fokus, dia bisa menyegel gelar dunia keduanya. Namun, jika tekanan mengganggu konsentrasinya, Gajser siap menerkam.

Tim Gajser: Sang Juara Bertahan yang Kembali Mengejar

Tim Gajser, pembalap Slovenia dari Team HRC, telah membuktikan diri sebagai salah satu pembalap paling tangguh di MXGP. Setelah mengalami beberapa kendala pada awal musim, ia bangkit dan menunjukkan performa gemilang di paruh kedua musim, hingga berhasil memangkas keunggulan Prado menjadi hanya tujuh poin.

Gajser dikenal dengan gaya balap yang agresif dan teknis, serta pengalamannya menghadapi tekanan di momen-momen krusial. Dengan lima gelar juara dunia MXGP, Gajser memiliki mentalitas juara yang sangat kuat. Baginya, situasi seperti ini bukan hal baru, dan ia tahu persis bagaimana mengatasi tekanan dalam putaran terakhir.

Keunggulan Gajser terletak pada konsistensinya untuk mengatasi berbagai kondisi trek. Jika Cozar menawarkan tantangan teknis, seperti rintangan teknikal yang sulit atau perubahan cuaca yang tak terduga, Gajser akan berada di posisi yang kuat untuk merebut kembali gelarnya. Kuncinya adalah menjaga stabilitas dan memastikan bahwa setiap sesi latihan dan balapan dimanfaatkan dengan sempurna untuk menekan Prado.

Jeffrey Herlings: Pembalap Berbakat dengan Peluang Tipis

Jeffrey Herlings dari Red Bull KTM Factory Racing, meskipun berada di posisi ketiga dengan 895 poin, masih memiliki peluang matematis untuk merebut gelar juara dunia. Namun, dengan jarak 48 poin dari Prado, Herlings membutuhkan lebih dari sekadar kemenangan. Ia membutuhkan Prado dan Gajser untuk mengalami kesulitan yang signifikan selama balapan final seperti tidak bisa melakukan finis.

Sebagai salah satu pembalap paling berbakat di MXGP, Herlings memiliki kemampuan untuk bangkit dalam situasi terburuk. Namun, tantangan terbesar baginya adalah konsistensi dan cedera yang membayangi sepanjang musim ini. Jika Herlings ingin menutup musim dengan kejutan, ia harus tampil sempurna di Spanyol, berharap situasi dramatis menimpa dua rival utamanya.

Strategi Herlings di putaran ini adalah bermain tanpa beban. Dengan ekspektasi yang lebih rendah dibandingkan Prado dan Gajser, Herlings bisa lebih fokus pada balapan tanpa tekanan besar. Ini bisa memberinya keunggulan psikologis, terutama jika balapan berlangsung sengit dan penuh risiko.

Kelas MX2: Perebutan Gelar antara Rekan Satu Tim

Di kelas MX2, situasi semakin rumit dengan persaingan ketat antara dua pembalap dari Nestaan Husqvarna Factory Racing: Kay de Wolf dan Lucas Coenen. De Wolf, yang memimpin klasemen dengan 915 poin, memiliki keunggulan 36 poin atas Coenen. Namun, performa gemilang Coenen dalam beberapa putaran terakhir, saat ia menang berturut-turut, membuat persaingan ini sangat menarik.

Kay de Wolf memiliki keunggulan poin, tetapi Coenen, yang tampaknya sedang dalam performa terbaiknya, akan berusaha mati-matian untuk meraih kemenangan di Cozar. Jika Coenen berhasil memaksakan tekanan pada De Wolf sejak awal, kita bisa melihat persaingan yang ketat hingga balapan terakhir.

Putaran terakhir MXGP 2024 di Cozar, Spanyol, akan menjadi salah satu yang paling dinanti dalam sejarah kejuaraan ini. Dengan gelar dunia di ujung tanduk dan persaingan yang sangat ketat, semua mata tertuju pada tiga pembalap teratas di MXGP: Prado, Gajser, dan Herlings. Di kelas MX2, perebutan gelar antara dua rekan setim, Kay de Wolf dan Lucas Coenen, akan menyajikan drama yang tak kalah seru.

Siapakah yang akan keluar sebagai juara dunia? Apakah Jorge Prado akan merayakan kemenangan di rumahnya sendiri, atau akankah Tim Gajser mempertahankan gelarnya? Kita akan segera menemukan jawabannya di lintasan Cozar, di mana hanya yang terkuat, tercepat, dan paling tenang yang akan keluar sebagai pemenang. (dpu)