Event

Setelah Puasa Podium, Jeffrey Herlings Raih Kemenangan GP Pertama Musim Ini

By: Delisti Putri Utami | 02/06/2025
Setelah Puasa Podium, Jeffrey Herlings Raih Kemenangan GP Pertama Musim Ini

Dua pembalap Red Bull KTM Factory Racing, yang berbeda generasi namun setara ambisi, mencuri perhatian di putaran kesepuluh Kejuaraan Dunia Motocross FIM 2025 di Teutschenthal, Jerman: Jeffrey Herlings dan Lucas Coenen. Keduanya mengakhiri akhir pekan, Minggu (1/6), dengan koleksi poin identik—47—namun keunggulan Herlings di moto kedua menjadikannya pemenang keseluruhan MXGP Jerman.

Lucas Coenen membuka hari dengan kemenangan di moto pertama. Remaja Belgia itu tampil tenang, mengontrol ritme balapan meski dibayangi Herlings nyaris sepanjang 30 menit. Kemenangan Coenen tercatat hanya dengan selisih 0,985 detik dari Herlings—margin kecil yang sarat makna di kejuaraan sekompetitif ini.

Namun, babak kedua membalikkan skenario. Di lintasan yang berubah jadi lumpur akibat hujan deras, pengalaman Herlings berbicara. Pembalap berjuluk The Bullet itu menyalip Coenen dua lap sebelum finis, menggunakan jalur dalam yang tak banyak dilirik pembalap lain. Bukan hanya soal kecepatan, tapi soal membaca situasi dan mengeksekusi peluang secara presisi.

“Saya tahu ini tentang menunggu waktu yang tepat,” ujar Herlings pascabalapan. “Saat rider lain mulai terganggu oleh pembalap tertinggal, saya temukan jalur yang bersih. Hari ini, semuanya berjalan sesuai rencana.”

Kemenangan ini menandai Grand Prix ke-108 dalam karier Herlings, sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa ia masih kompetitif di lintasan. Di tengah musim yang naik turun, ia berhasil memanfaatkan peluang dan menunjukkan bahwa kelas dunia tak selalu bicara soal usia muda atau momentum awal—tapi tentang ketekunan, kecerdasan, dan momen yang dieksekusi tanpa ragu.

Balapan di Teutschenthal bukan hanya ujian fisik, tapi juga kecerdasan membaca situasi. Lintasan yang sempit dan berubah-ubah karena cuaca menuntut adaptasi cepat dan strategi yang matang. Herlings, dengan segudang pengalaman, tampak menemukan irama balapnya kembali.

Sebaliknya, Coenen meski gagal mempertahankan keunggulan di moto kedua, tetap menunjukkan kematangan luar biasa untuk pembalap seusianya. Tiga kali berturut-turut finis di posisi dua mengindikasikan konsistensi, dan posisinya kini makin menekan pimpinan klasemen, Romain Febvre.

Febvre sendiri finis ketiga keseluruhan dengan 38 poin. Meski tetap memimpin klasemen sementara dengan 487 poin, tekanan dari Coenen (451 poin) kian nyata. Ketatnya persaingan antara tiga besar—Febvre, Coenen, dan Renaux—membuat jalannya kejuaraan makin sulit diprediksi.

Putaran berikutnya akan berlangsung di Kegums, Latvia—sirkuit yang dikenal bersahabat bagi Herlings. Jika momentum ini terus terjaga, bukan tak mungkin “The Bullet” kembali masuk dalam perebutan gelar musim ini. (dpu)