SALATIGA, VMXMedia.ID – Kejurnas GTX-MX Kasal Cup JC Supertrack di Sirkuit Jangkar Kampus UIN Salatiga menjadi momen penghormatan yang istimewa bagi tiga pahlawan nasional. Acara balap motocross dan grasstrack ini berlangsung mulai hari ini, Sabtu (22/7), hingga besok, Minggu (23/7), di kota terindah di Jawa Tengah, Salatiga, yang merupakan kota asal dari ketiga pahlawan nasional tersebut.
Pahlawan-pahlawan tersebut adalah Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso (Yos Sudarso) dari TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda Udara Anumerta Agustinus Adisutjipto dari TNI Angkatan Udara, dan Brigadir Jenderal Soediarto dari TNI Angkatan Darat. Mereka adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia dan berasal dari kota Salatiga, menambah kebanggaan dan kehormatan bagi warga setempat.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Semarang, Kolonel Marinir Hariyono Masturi, menyampaikan beberapa alasan mengapa Kota Salatiga dipilih sebagai lokasi Kejurnas GTX-MX Kasal Cup JC Supertrack.
“Pertama, di kota ini terdapat pahlawan nasional dari TNI Angkatan Laut, yaitu Yos Sudarso, yang gugur saat berjuang di laut Irian Jaya. Selain itu, ada pula dua pahlawan nasional lainnya, yaitu Adisutjipto dan Brigjen Soediarto, yang juga berasal dari Salatiga. Kedua, Kota Salatiga memiliki sejarah sebagai rujukan ekspedisi maritim, sehingga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ketiga, kejuaraan ini juga diadakan untuk mewadahi bakat anak-anak muda potensial Indonesia sekaligus mengenalkan TNI AL kepada mereka,” jelas Hariyono.
Yos Sudarso, lahir pada 24 November 1925, merupakan seorang Laksamana Muda TNI dari Angkatan Laut. Ia gugur dalam peristiwa pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal patroli milik armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Nama beliau kini diabadikan menjadi nama KRI dan pulau.
Agustinus Adisutjipto adalah Laksamana Muda Udara dari Angkatan Udara, yang dihargai atas jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara. Tugu peringatan didirikan di tempat jatuhnya pesawatnya sebagai penghormatan. Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta, juga berganti nama menjadi Pangkalan Udara Adisutjipto sebagai pengakuan atas pengabdiannya kepada nusa dan bangsa.
Sementara itu, Brigadir Jenderal Soediarto lahir pada 25 Desember 1925 di Salatiga. Ia memilih untuk berjuang di Maluku melawan pemberontakan daripada melanjutkan studinya di Amerika Serikat. Pengorbanannya untuk mempertahankan Indonesia patut diapresiasi. Ia meninggal dunia di usia muda, 25 tahun.
Kejurnas GTX-MX Kasal Cup JC Supertrack menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat Salatiga dan seluruh peserta balap motocross dan grasstrack untuk mengenang dan menghormati ketiga pahlawan nasional tersebut.
Selain menjadi ajang kompetisi bergengsi, acara ini juga menjadi peringatan akan jasa-jasa pahlawan bagi bangsa dan negara. Semoga kejuaraan ini sukses dan semakin menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berprestasi sekaligus menghargai sejarah dan perjuangan bangsa. (dpu)