BOGOR, VMXMedia.ID – Pembalap Arka Racing Team, Miko Januari, berbagi pengalamannya, saat mengikuti ajang Cioray Enduro Race, yang diselenggarakan di Kawasan Wawas Argo (Bhutan van Java), Cibodas, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/7).
Miko tampil cemerlang dengan meraih dua kali podium di kelas Garis Keras, tepatnya di kategori Hard Local meraih podium 2 dan Hard Build Up -35 Miko meraih podium 1.
Ada dua kelas yang diperlombakan dalam event ini, yakni kelas Enduro Sakti dan kelas Garis Keras. Menurut Miko, sirkuit yang dibuat oleh panitia dalam kelas Garis Keras cukup membuatnya tertantang. Ia menilai, tanjakan dan turunan di kawasan Wawas Argo itu ekstrem.
“Sirkuitnya itu kalau yang kita, kelas Garis Keras, itu sirkuitnya dibedain sama yang sebelumnya (Enduro Sakti). Kalau yang kita hampir 1 kilo panjangnya, dan lebih menantanglah. Jadi, ada tanjakan yang ekstrem dan pudunan (turunan) yang ekstrem,” kata Miko kepada VMX Media, Minggu (16/7).
Miko juga mengatakan, tidak ada obstacle yang menyulitkan, karena lebih banyak trek yang membutuhkan speed atau kecepatan.
“Kebanyakannya speed kalau yang di Cioray kemarin. Paling yang jadi ekstremnya itu tanjakan dan turunan,” ungkapnya.
Persiapan yang Miko lakukan juga sangat minim, karena pada pekan sebelumnya ia baru saja menuntaskan balapan di ajang IMA Open Endurocross 2023, yang berlangsung di Sentul International Circuit pada Sabtu (8/7) dan Minggu (9/7).
“Kalau kemarin gak ada persiapan sama sekali. Soalnya beres balap dari yang Sentul langsung ke Cioray. Awalnya gak tahu mau balap di Cioray, tapi, ya, alhamdulillah direzekiin masuk podium,” katanya.
Miko juga memberikan masukan kepada panitia, agar event berikutnya bisa menggunakan transponder. Alat ini digunakan dalam dunia otomotif untuk menghitung waktu pembalap.
“Kalau kemarin di Cioray itu kekurangannya tidak ada transponder, tapi dicatat manual. Kalau enduro, kan, peserta yang ikutannya banyak. Jadi, pasti kesulitan untuk yang mencatat hanya manual,” ungkapnya. (aa)