Written by: Munandar Nuch Arsih
SETELAH satu dekade berkarir, pembalap asal California, Amerika Serikat, Brad Lackey, berhasil menjadi juara dunia motocross di kelas 500cc untuk pertama kali pada tahun 1982. Lackey berhasil menjadi pembalap motocross Amerika Serikat pertama yang menjuarai kejuaraan dunia motocross di kelas 500cc. Karena kemenangan tersebut, ia dijuluki “Bad Brad”.
Brad Lackey berhasil meraih trofi juara dunia motocross pertama di kelas 500cc di Luxemburg pada 1982. Kala itu, Brad memiliki poin lebih besar dibandingkan pesaing utamanya, Danny LaPorte. ”Saya cukup menekankan tingkat fokus pada balapan dengan senantiasa memotivasi diri sendiri,” ujar Lackey.
Brad Lackey berusia 29 tahun ketika pertama kali meraih juara dunia. Ia dikontrak dua tahun dengan Suzuki. Pada babak ketiga hingga terakhir di Kanada, Lackey memiliki poin yang layak di atas rekan setimnya, Andre Vromans dari Belgia. Lackey memenangkan moto pertama, tetapi mengejutkan di moto kedua dalam dua putaran terakhir di Belgia dan Luxeemburg, Pada moto pertama di Belgia, Graham Noyce dari Britania Raya memimpin, kemudian seseorang memukulnya dengan tongkat dan mematahkan tangannya. Di masa itu, suasana balapan di Eropa banyak tipu daya dan aturan bodoh yang merugikan pembalap.
Menjelang balapan terakhir, para penggemar MXGP di Luxemburg tidak senang dengan Lackey yang bertarung melawan pembalap Belgia, Andre Vromans, Saat itu poin Lackey selisih lima poin dari Vromans untuk memperebutkan gelar. Pada akhirnya, Bad Brad memiliki mental menguasai tekanan keadaan dan memenangkan gelar juara dunia motocross.
Dengan keyakinan kekuatan dan kecepatannya, Lackey melakukan trik dengan membiarkan Vromans memimpin balapan hingga 25 detik. Kemudian, Lackey menempel ketat di belakang. Kunci strateginya, Lackey menunggu sampai ada lima lap tersisa, kemudian menyerang. Saat lima detik putaran terakhir, Lackey membuat Vromans tidak mengetahui kalau dirinya dilewati.
Persaingan Lackey dan Vromans memang bukan hanya ketat, tapi penuh dengan tekad yang menginginkan pembalap Belgia meraih kejuaraan dunia motocross pertama kali. Bagi Brad, yang lebih penting adalah, bagaimana cara mengalihkan 60.000 penduduk lokal untuk berbalik mendukungnya. Saat itu, Vromans mendapatkan holeshot, tetapi karena kelalaiannya di out track, ia tergeser. Posisi Lackey saat itu berada kedua di belakang Hakan Carlquist.
Pada moto kedua, Brad mengevaluasi kondisi suspensinya bersama dengan pelatih Dean Miller, mekanik Steve Stasiefski, dan teknisi suspensi Stig Petersen. Pada hasil akhir perlombaan, Brad Lackey menyelesaikan musim dengan 228 poin dan Vroman 217.
Karir Brad Lackey dalam berkompetisi di Eropa dimulai pada 1971. Lackey mengendarai motor motocross CZ. Ia membulatkan tekad untuk berkarir di Eropa karena melihat pembalap Eropa berbeda dan sangat menonjol secara skill dan mental.
“Ketika saya menyaksikan pembalap Eropa berlomba di Amerika, betapa berbedanya mereka. Dan sungguh, saya hanya berpikir jika mereka bisa melakukannya, saya juga bisa. Jadi, rencana awal saya adalah pergi ke Eropa, adalah memenangkan gelar dan mengadakan pesta terbaik yang pernah ada,” ujar Lackey.
Bagi Lackey, menerima penghargaan Dick Hammer dari Trailblazers Motorcycle Club merupakan pengalaman yang sangat berarti. Luxemburg juga merupakan tempat yang sangat emosional bagi Lackey. Hal ini terbukti ketika ia memenangkan balapan pertama dalam karirnya di tahun 1975, kemudian pada tahun 1978, hingga akhirnya pada tahun 1982, Lackey berhasil meraih gelar juara dunia.